Friday, April 30, 2010

Lemparan Batu

Disuatu pagi seorang pengusaha dengan tergesa-gesa mengendarai Jaguarnya keluar dari areal parkir. Sesaat ia melihat didepan ada seorang anak kecil sedang berdiri melambaikan tangan padanya, namun ia mengabaikannya dan terus melajukan Jaguarnya dengan sedikit lebih cepat, namun tiba-tiba saat kendaraannya melewati anak tadi ia mendengar suara hantaman yg agak keras di tepi pintu belakang Jaguarnya seperti suara timpukan batu.

Dengan emosi ia memundurkan Jaguarnya lalu berhenti dan keluar. Sambil memegang erat tangan si anak kecil itu lalu berteriak "Apa yang kau lakukan huh?, mengapa kamu melempar batu ke mobilku, apa masalahmu?, tahu tidak mobilku sekarang penyok dan harga perbaikannya akan sangat mahal!"
"Maaf pak...maaf, saya tidak tahu lagi apa yang perlu saya perbuat”, isak anak itu terbata bata. Sambil menunjuk ke suatu tempat di areal parkir itu ia berkata "Di sana ada kakak-ku, tadi kami terserempet mobil dan kakak-ku jatuh terjerembab dari kursi rodanya, ia tidak bisa ku angkat dan tidak ada orang yang mau menghentikan kendaraannya untuk membantu mengangkatnya. Jadi terpaksa aku melemparkan batu ke mobil bapak dengan harapan bapak akan berhenti, maaf pak bukan maksud saya sengaja membuat mobil bapak jadi penyok" jawab anak itu masih dengan terisak-isak karena menangis.
Mendengar jawaban anak itu si pengusaha bergegas menuju tempat kakak anak kecil itu dan membantunya untuk duduk di kursi rodanya, sekilas ia melihat anak yang cacat itu ternyata juga menderita down syndrom. Segera si pengusaha mengeluarkan saputangannya untuk membersihakan luka pada dahi anak tersebut.
"Terima kasih pak, sekarang bagaimana mengenai mobil bapak, apa yang harus saya perbuat?"

Dengan perasaan tidak enak si pengusaha itu hanya berkata "Sudah lupakan saja, sekarang bawa pulang kakakmu ini, ia butuh istirahat".
"Terimakasih pak, Tuhan memberkati bapak" jawab anak itu sambil mendorong kakaknya pulang.
Si pengusaha lalu pergi dan membiarkan penyok di Jaguarnya untuk mengingatkannya akan satu pesan; "dalam menjalani hidup jangan melaju terlalu cepat, agar jangan sampai seseorang harus melemparkan batu terlebih dulu untuk mendapatkan perhatian kita".

Saturday, April 24, 2010

13..13...13..

Di sebuah rumah sakit, terdapat satu ruangan kosong ...gelap..tak berpenghuni.
Tiba-tiba Joko melewati ruangan tersebut...
Terdengar suara aneh, yang menyebut angka 13.
"13....13.....13" suara dari ruangan tersebut.
"...suara apa tuh..?" tanya Joko.
Joko pun memberanikan diri utk melihat.
Kebetulan ada satu lubang kecil, cocok sekali untuk mengintip.
Sambil menahan rasa takut akhirnya Joko pun mengintip dari lubang tersebut.
tiba-tiba...



Sebuah kayu tepat menyolok mata Joko, kontan Joko teriak..."aaaaaarrgghhhhhh........."
Suara dari ruangan tersebut berubah menjadi...
"14....14...14...."

Friday, April 09, 2010

Ali's Nest

Singapore - How low can you go..??
Banyak orang beranggapan cukup 2~3 hari saja untuk menjelajahi seluruh sudut kota Singapura yang kecil itu. Tidak perlu menghabiskan waktu dan juga biaya untuk tinggal lebih lama disana untuk sekedar "tahu" Singapura. Menurut saya hal itu salah!
Kunjungan kami kali ini sama dengan waktu pertama kali kami on vacation kesana 2 tahun yang lalu, yaitu 5 hari 4 malam, dan itu ternyata belumlah cukup! Banyak sekali spot-spot wisata yang dikemas dengan baik dan patut dikunjungi disana. Juga untuk mendapatkan nuance kehidupan sehari-hari di Singapura tentulah waktu 2~3 hari tidak cukup.
Walaupun masih dalam angan-angan, tapi saya ada sedikit pengharapan untuk anak-anak supaya bisa menuntut ilmu dinegeri seberang yang modern itu untuk kehidupan yang lebih baik dibandingkan ortunya yang sudah saya anggap gagal ini, hehe...
Sambil berwisata, hunting foto, juga mengenalkan secara langsung (orang Jepang bilangnya Genba Genbutsu) kota modern dan teratur Singapura dan menanamkan ke anak-anak sejak dini contoh kehidupan sehari-hari yang lebih baik dibandingkan tempat tinggalnya sekarang, supaya mereka bercita-cita setinggi langit untuk bisa menggapainya, amiiin.
Jadi, ya harus dikunjungi! Dilihat sendiri, dirasakan sendiri, dan tertanam dengan sendirinya.
Hmm, pasti saya kaum "the have" yang tidak pusing urusan sekolahin anak-anak sampai ke LN. Ah, enggak lah. Saya cuma pegawai swasta rendahan yang mikirin bayar ini bayar itu sehari-hari saja sudah pusing tujuh keliling!
Anak-anak kalau ingin sekolah di LN, ya harus dapat full scholarship, kalau enggak dari mana duit babenya, emangnya koruptor! Yang penting basicnya dibangun dengan baik, dan cita-citanya dipicu sejak dini. Kedepannya ya tergantung nasiblah, hehe...
Kalau sekedar bawa jalan-jalan ke Singapura, ya masih mampulah...hmm ya masih "the have" dong..?!
Ah, ya enggak lah...
Ok, sekarang coba deh simak damage cost yang kami keluarkan untuk menikmati liburan kami ber-4 selama 5 hari 4 malam di Singapura, dan coba mereka-reka level kami di Jakarta? :-)

Kami dapat tiket murah Air Asia hampir 1 tahun lalu (Mei 2009) untuk terbang di akhir Maret 2010, cost ber-4 return ticket Jakarta-Singapore-Jakarta adalah Rp 1.470.000,-

Saat berangkat, Singapore Dollar yang dibawa adalah sgd 730 saja dan masih tersisa sgd 220 saat kembali di rumah. Berarti habis sebanyak sgd 510, atau dengan rate sgd 1 = Rp 6.515 (saat beli) = Rp 3.322.650,-
Ini sudah bayar penginapan, makan-minum dan beli jajanan selama disana, transport bus dan MRT (kami lumayan banyak naik turun MRT maupun bus, EZ link cardnya aja sampai di top up 2x masing-masing sgd 10), masuk Singapore Zoo, beli pendant lamp di IKEA, and beli-beli souvenir termasuk CD music lagu India.

Airport tax Soekarno-Hatta untuk ber-4 Rp 600 rb.
Dan ongkos taksi dari rumah ke bandara Soekarno-Hata PP asumsikan saja Rp 200 rb.
Total general damage cost liburan kami adalah Rp 5.592.650,- (all in, no hidden cost).
Bagaimana??

Sama seperti kota-kota di Jepang, Singapura adalah juga salah satu kota dengan predikat high living cost di dunia. Tapi, sama juga seperti di Jepang yang pernah saya jelajahi, bila ada kemauan, keinginan, dan mental mencari, ada saja yang murah-murah disana.
Biaya paling besar adalah untuk tempat tinggal atau penginapan.
Tapi percaya atau tidak, kami ber-4 menginap di salah satu penginapan backpackers disana dengan rate sgd 40 (sekitar Rp 260 rb) sudah termasuk b'fast roti, kopi, dan atau teh hangat.
Kami menginap di Ali's Nest.
Mungkin ini yang termurah diseluruh Singapura untuk biaya penginapan satu keluarga 4 orang sudah plus b'fast. Silahkan dibuktikan.
Jangan berharap Ali's Nest seperti hotel pada umumnya. Mungkin di Jakarta lebih mirip dengan tempat kos-kosan berdinding tripleks berlantai papan kayu, kasur tanpa dipan alias digelar dibawah dengan sharing bathroom yang sederhana. Tapi kamar yang kami tempati dilengkapi air conditioner alias AC dan yang terpenting adalah BERSIH!
Memang sudah typical orang Singapura yang identik dengan kebersihan, berarti kalau ada ditemui yang uncommon disana mengenai kebersihan, nah itu pastilah ulahnya pendatang! hehe...

Kembali ke Ali's Nest, si Ali pemiliknya sudah mengelola tempat ini untuk penginapan para backpackers dari sekitar 5 tahun lalu, dan kebanyakan tamunya adalah western people.
Pada saat kami datang, kami disambut oleh aunty (maminya si Ali) yang tidak bisa berbahasa inggris. Jadi dengan bahasa mandarinnya, kami saling menyapa tanpa kami mengerti satu sama lain... ya si Ali adalah orang Chinese yang ramah sama seperti maminya itu. Karena saling tidak mengerti, akhirnya maminya si Ali teriak keras sekali sampai kami kaget bukan kepalang memanggil si Ali yang sedang berada diatas.
Si Ali turun dan welcoming kami dan segera menggiring kami ke kamar yang sudah disediakan sebelumnya. Saya minta MamiLukas yang mengecek kondisi kamarnya di lantai 3. Saat kembali melapor kesaya, dengan muka kecut dan mental ciut cuma bisa berbisik "kok gak seperti penginapan? lihat sendiri deh!" hehe...
Memang ada harga ada barang. Yang saya tanya cuma satu; bersih gak? Bersih! Ya sudah...
Sebelum booking, saya sudah googling cari tahu mengenai kondisi Ali's Nest dan pendapat para backpackers yang pernah menginap disini. Jadi sedikit banyak saya sudah tahu gambarannya, dan saya tidak mendapatkan tempat yang lebih murah lagi untuk kami ber-4 selain di Ali's Nest. Thank you Ali...

Ali's Nest adalah penginapan backpackers yang sangat murah di daerah Little India. Letaknya sangat strategis lho, hanya sekitar 70 m dari gate-F MRT Farrer Park. Sangat dekat dengan Mustafa Center swalayan serba ada (betul-betul serba ada!) yang buka 24 jam itu. Dikelola oleh si Ali, orang Chinese dan keluarganya juga tinggal ditempat itu bersama-sama para tamu backpackersnya. Sangat unik! Saya justru ingin merasakan nuance kehidupan real sehari-hari penduduk Singapore apa adanya, hal yang akan sulit didapat bila kita menginap di hotel beneran yang mahal itu di Singapore.
Lagipula, kita kan kesana untuk berwisata, bukan untuk tidur-tiduran di hotel. Jadi, dari pagi sampai malam kita ada diluar, datang kembali untuk mandi dan langsung tidur karena sudah kecapaian. So, enjoy aja lah... O ya, menurut si Ali, rumahnya itu sudah berumur seratus tahun lebih lho...!
Pagi hari, di meja makan Ali's Nest, sambil sarapan kita bisa ngobrol-ngobrol dengan para backpackers yang lain untuk saling bertukar pengalaman. Seru kan...?! Kalau mau browsing juga ada PC 2 unit dibawah dengan rate sgd 2 per jamnya, sama dengan rate rental internetan disekitarnya.
O ya, awalnya si MamiLukas sepertinya sudah illfeel untuk liburan sekarat seperti ini begitu masuk ke Ali's Nest, tapi saya yakinkan dia; memang hampir gak ada orang Indonesia yang menginap disini, tapi bule banyak!! Dan memang betul, kamilah family travellers orang Indonesia pertama yang menginap disini, wow, PERTAMAX gan...kata orang kaskus, hehe...

Aneh ya, para bule yang notabene lebih wealthy dari pada orang Indonesia, bisa memanage seperti itu dan tidak berkeberatan berlibur dengan menginap di backpackers hostel murah meriah seperti Ali's Nest ini. Sementara orang Indonesia kebanyakan lebih memilih di hotel seperti si Gayus Tambunan pegawai pajak si koruptor itu yang menginap di hotel Mandarin Meritus di daerah Orchard dengan rate termurah disana sgd 320 semalamnya.
Saya bayar sgd 160 untuk 4 malam di Ali's Nest, sekali lagi untuk kami ber-4 termasuk sarapan, kopi, teh manis sepuasnya!


Bandara Changi, terminal 1 untuk budget airline.

Dari terminal 1 naik monorel ke terminal 2 untuk kemudian naik MRT (subway) ke tengah kota. Semua bawa gembolannya masing-masing, alias backpackers.

Ruang tamu Ali's Nest, ini seperti dirumah orang Singapur beneran!

Kamar kami menginap.

Tangga ke upstair agak curam, cuma ini yang kami khawatirkan.

Bathroomnya pakai shower.

Jemuran si Ali.

Ini si Big Uncle pemegang paspor Belanda. Dengan potongannya seperti itu, dia suka nakut-nakutin (becandain) anak-anak, tapi anak-anak ternyata didn't care tuh, hehe...
Malah setelah dia sendiri yang cerita bahwa Belanda pernah menjajah Indonesia, trus gw kasih tahu orang Indonesia mengusirnya dulu pakai bambu runcing (versus gun) dia bergumam poor Dutch, trus nanya kalau dia mau ke Indonesia kira-kira bakalan dipersulit atau "dikerjain" gak? haha....

Si cowok bule dari Belgium, dia "cycling" keliling dunia. Pernah ke Danau Toba, Sulawesi, Jogja, Lombok dan Bali.
Si cewek bule dari Perancis, dimeja makan itu lagi ngomongin pasangan "English" yang sama-sama tidur di dorm (1 kamar ber-8 atau ber-10 dengan tempat tidur tingkat/bunk bed). Si cewek Englishnya punya penyakit sinusitis, jadi gak bisa kena kipas angin ataupun AC, so malam itu kepanasanlah mereka semua dikamar itu gara-gara si cewek English, haha...
Kalau saya sih mikirnya kok seperti dibesar-besarkan ya..? Memang dasarnya orang Perancis dan orang Inggris itu gak bisa akur aja dari dulu! hehe...


Suasana di depan Ali's Nest.

Dibelakang Ali's Nest, si Aunty sering duduk disini setelah menyapu halaman belakang.


Difoto dari lantai 3.

Selama di Singapura, makanan termurah yang kami beli seporsinya sgd 2, dengan 2 jenis sayur dan 1 jenis lauk, kenyuaang!


Kedai di daerah Little India.






Rumah-rumah di daerah Little india.

To be continued...

Thursday, April 08, 2010

Merlion Park & Orchard Road

Sama seperti orang Indonesia kebanyakan, hari pertama di Singapura kami isi dengan sightseeing ke Orchard Road dan juga Merlion Park. Sebetulnya kedua tempat ini sudah pernah kami kunjungi sebelumnya. Kebetulan setelah makan nasi lemak dekat Ali's Nest kami berjalan tanpa arah dan berlabuh di satu perhentian bus. Baca directionnya, akhirnya yah Orchard rd pilihannya.
O ya, kalau pertama kali ke Singapura sebaiknya membeli EZ Link Card untuk perjalanan dengan MRT/subway ataupun bus. Biayanya bisa lebih murah dibanding kita bayar cash diatas bus.

EZ link card bisa dibeli pertama kali seharga sgd 15 dengan nilai value sebesar sgd 10. Artinya yang sgd 5 bakalan hangus atau tidak bisa direfund kembali sebagai biaya kartunya. Kalau nilai valuenya sudah menipis dan kita masih ingin bepergian, EZ Link Card bisa di top up di General Ticketing Machine dengan nilai value minimum sgd 10 setiap isi ulangnya.
Sebaliknya bila kita sudah tidak mau menggunakannya lagi, nilai sisa kartunya bisa direfund dan uang kita dikembalikan. Semua transaksi bisa dilakukan di General Ticketing Machine. Perhatikan saja orang-orang bertransaksi di GTM's, mudah kok.
Anak-anak dengan tinggi diatas 90 cm harus bayar children fare, dan dibawah 90 cm masih gratis dengan catatan didampingi dengan yang adultnya.
Sebetulnya si Lukas mungkin sudah lebih dari 90 cm, tapi kami beli 2 card saja untuk bepergian ber-4 selama disana. Mungkin lebih dari 25 x kami naik-turun MRT ataupun bus selama disana, dan aman-aman saja (kartu kami sampai di top up 2 x masing-masing sgd 10).
Ticket fare berkisar antara sgd 40 cent sampai sekitar sgd 1.80 sekali jalan tergantung jaraknya. Coba aja mampir ke websitenya Singapore MRT untuk lebih detailnya.
Ada yang bilang kartu bisa digunakan sampai 5 tahun sebelum kadaluarsa, tapi saya tidak menemukan statement apa-apa di websitenya. Jadi saya berasumsi kartu berlaku lifetime, cuma mungkin valuenya akan menyusut karena inflasi kalau lama tidak digunakan.
Kemarin itu saya cek masing-masing kartu masih ada sisa value sekitar sgd 6.5, tapi saya putuskan dibawa pulang aja, sapa tahu tahun depan jalan-jalan ke Singapore lagi, jadi gak usah beli kartu lagi dan uang sgd 5 per kartu gak perlu hilang percuma, hehe...
Yang perlu diperhatikan adalah jangan coba-coba makan dan minum selama berada di MRT ataupun bus (juga di area stationnya) karena dendanya cukup besar dan kamera CCTV ada dimana-mana! Bisa berabe...!

Kembali ke Orchard rd, kenapa ya orang Indonesia suka sekali berlalu lalang di sana. Kalau belum ke Orchard sama aja belum ke Singapore. Tapi kok saya biasa aja dengan suasananya...
Cuma deretan mal-mal dengan pedestarian yang cukup lebar dan rimbunan pohon besar yang meneduhi para penikmat Orchard rd itu. That's all, yah tentunya dengan keluar masuk mal-malnya lah...
Kami kesana cuma iseng aja, karena on vacation sebelumnya cuma lewat sepintas tanpa masuk kedalam mal-malnya. Ya, kami cuma lihat-lihat saja, gak pake blanja-blanji! Sama seperti kesempatan kali ini juga, maybe next time kami belanja LV disana kalau ada yang menghibahkan Rp 24 M seperti yang diterima Gayus Tambunan si koruptor pegawai pajak itu (kebetulan si koruptor Gayus sedang berada di Singapura dan tertangkap pada hari dan tempat yang sama kami disana, food court Lucky Plaza, hanya timingnya yang berbeda hanya beberapa jam, jadi kami tidak bisa saling menyapa, hehe...)
O ya, dibawah Lucky Plaza atas referensi seorang teman, kami beli souvenir hiasan magnet untuk kulkas di toko "Lucky Gift Shop" yang memang sudah kami buktikan adalah yang termurah, lebih murah dari Mustafa Center ataupun Bugis Street. 6 pcs for sgd 10, sementara di Bugis atau Mustafa atau toko-toko sekitar toko murah ini hanya menawarkan 4 pcs for sgd 10. So, kami beli 6 pcs for sgd 10, sudah cukup! hehe...

Dari Orchard, setelah berlama-lama disana karena terjebak hujan, kami menuju Merlion Park, tempat patung kepala singa berbadan ikan maskot kota Singapore itu.
Kaki sudah mulai pegal round-round di Orchard, si Timmy sudah bosan dan mulai merengek-rengek menuntut untuk pergi ke Singapore. Ya, dia taunya si Merlion itulah Singapore, o ya dan juga zoo-nya!
Yah begitulah, kami akhirnya kembali menginjakkan kaki di Merlion Park, dan viewnya ternyata ada sesuatu yang berubah. Di kejauhan ada gedung yang sedang dibangun dengan bangunan yang berbentuk persis seperti kapal diatas 3 gedung yang menopangnya. Amazing! Apa sih maksudnya?
Saya bilang ke MamiLukas, kalau itu beneran kapal! In case terjadi tsunami melanda Singapore atau kiamat 2012 dan air laut naik sampai setinggi bangunan yang menopang kapal itu, maka kapal itupun bisa dilepaskan dan mengambang diatas air bah seperti cerita Noah Ship.
Maminya Lukas percaya! hehe...

Puas merhati-in tingkah para turis dari China mainland yang berlibur ke Singapore dengan tour guidenya yang membawa-bawa bendera di Merlion Park, kami lalu beranjak ke Bugis untuk mengenang tempat makan favorite kami selama kunjungan ke Singapore sebelumnya.
Berjalan ke City Hall station melalui lorong dibawah Esplanade si gedung durian, hanya satu station MRT sampailah di Bugis Village. Looking-looking deh disana (gak beli-beli) setelah itu makan dan beli durian Malaysia (sgd 2 untuk sebungkus plastic pack, lumayan lah...) untuk dinikmati di Ali's Nest sebelum mandi, hehe...

Para pekerja restoran di deretan bayview Merlion Park baca koran sebelum masuk kerja.

Air mancur didepan restoran itu.

Patung di deretan cafe-cafe bayview.



One Fullerton.


Si Merlion dengan aksinya.



Deretan pengantri taksi didepan Lucky Plaza.

Dibawah Lucky Plaza ada House of Condom, toko yang menjual segala accesories yang berhubungan dengan s*x.

Murid-murid sekolah Pelita Harapan sedang study tour ke Singapura.

6 pcs for sgd 10.

Di depan Ion Plaza, ada patung-patung seperti ini yang jadi tempat favorit untuk mengabadikan diri bahwa sudah pernah ke Orchard.

Pertama kali kami beli ice cream Walls ini di Orchard, sgd 1 per potongnya.
Seterusnya kami beli dimana-mana yang ada jual ice cream ini. Tapi hati-hati kalau belinya di Clarke Quay, karena bisa ditembak sgd 1.5, padahal cuma beda 50 meter darinya masih di Clarke Quay juga, harganya normal sgd 1!

Nih dia yang jual...

Ion Plaza, tempatnya butik-butik mewah seperti Prada ataupun LV (louis Vuitton).

To be continued...

Wednesday, April 07, 2010

Botanic & Chinese Gardens

Kami baru kali ini berkunjung ke Botanic Gardens dan Chinese Garden di Singapore.
Botanic Gardens letaknya di tengah kota, kalau dari belakang Ion Plaza Orchard naik bus no. 7 dan turun diseberangnya taman cantik ini. Tidak terlalu jauh perjalanan sudah sampai.
Chinese Garden agak keluar dari 'central', naik MRT green line turun di Chinese Garden station, langsung masuk ke tamannya.
Botanic Gardens usianya jauh lebih tua (sejak tahun 1822) dan lebih original dibandingkan Chinese Garden. Kedua-duanya bisa masuk dengan gratis alias free admission. Hehe...yang gratis-gratis memang paling asyik ya...?!

Saya sangat terkesan dan menikmati sekali jalan-jalan berkeliling di Botanic Gardens, sangat hijau, asri, rimbun, teduh, bersih dan luas. Enak sekali menghabiskan waktu sampai seharian disini. Duduk-duduk sambil melihat ikan besar-besar di kolam swan lake. Luar biasa memang negara kota Singapore bisa memiliki dan menjaga taman indah seluas ini. Kalau ingat-ingat jakarta jadinya bikin iri dan jengkel hati aja. Kenapa daku lahir di Indonesia sih..?!! :-((
Sepertinya tidak cukup sehari untuk mengelilingi dan menikmati semua sudut taman ini. Kami saja dua kali datang kesini dihari yang berbeda, dan itupun rasanya belum ada setengah area taman yang kami jelajahi bila melihat mapnya.

Anda bisa membawa tikar atau semacamnya untuk alas tidur-tiduran dibawah pohon yang rindang, sambil membawa bekal roti selai atau biskuit dan sari buah atau jus, bersantai baca novel sambil mendengarkan ipod, weleh asyik beneer, hehe...
Hunting foto juga bebas disini, gak ada yang ganggu dan gak ada yang minta-mintain duit!
Banyak hal yang menarik untuk dijadikan obyek foto, dan memang banyak pengunjung yang hunting foto disini dengan kamera DSLRnya.
Di spot-spot tertentu juga disediakan tempat minum gratis seperti dibandara Changi. Jadi kalau dehidrasi banyak minum dan bekal mineral water kita habis, isi ulang aja disitu, gratis!
Kolam-kolamnya dihiasi ikan-ikan yang terlihat bahagia tinggal disitu, besar-besar dan sehat. Sangat beruntung sekali mereka, coba ada dikolam Ragunan? Udah ada petunjuknya gak boleh mancing ikan, ada aja anak-anak tanggung yang bawa gulungan benang dengan kail diujungnya mancing ikan. Dapat ikan, masukan dikantong kresek, masukan ke tas, trus keluar dengan bebasnya dari kebon binatang Ragunan Jakarta. Begitulah yang saya lihat...poor ikan-ikan Ragunan!

Di Singapore Botanic Gardens, catfishnya (ikan lele) ada yang segede si Timmy! Mungkin panjangnya 1 meter lebih! Ikan guramenya segede-gede bagong juga koi atau ikan masnya. Kura-kura kecilnya banyak dan berenang-berenang dipinggiran kolam yang luas. Puas deh jalan kesini, anak-anak juga excited banget. Gak rugi masuk gratisan...speechless.

Kalau lapar dan gak bawa bekal makan siang, bisa ke food courtnya, gak terlalu mahal, normal price kok. Tempatnya nyaman, dengan AC dan bersih. Waktu pertama kesana saya udah ngedumel aja sama MamiLukas, knapa gak bungkus makanan buat makan siang, bisa berabe kalau makan ditempat begini, kalau keluar lagi walah jauhnya...
Karena udah kelaperan, gak tega sama anak-anak, ya udah ke food courtnya cari makan, mau harganya sgd 100 seporsi juga biarin aja lah...emosi!
Eh, ternyata ada menu seporsi seharga sgd 1 saja dan kenyang! Itu mee atau beehoon polos sepiring tanpa embel-embel. Kalau tambah embel-embel seperti telur dadar atau sosis atau daging cincang, tambah sgd 50 cent sampai sgd 1 perjenis tambahannya. Tadinya gw mikir beli mee polos itu aja, hehe...
Makanan yang 'normal' berkisar sgd 3~5 seporsinya. Waktu itu kami pesan 1 porsi nasi dengan 1 meat dan 1 vegetable set seharga sgd 3.20, 1 porsi chicken rice seharga sgd 3.80, 1 porsi Yong Tau Fu 7 pcs seharga sgd 3.80. Jadi total sgd 10.80 sudah include GST (tax).
Harga minumannya juga biasalah, sgd 1.50 untuk ice lemon tea. Saya lihat ada bule minum tiger beer jadi bikin ngiler, trus minta MamiLukas beliin tapi dengan syarat harganya gak melebihi sgd 2.5. Satu tiger beer can dingin dibawain Maminya Lukas, eh pas ditanya harganya ternyata sgd 4, wah gerutu lagi deh...katanya dia salah lihat harga, dikira sgd 2, ternyata can drinks jenis lainnya. Wah segar juga minum beer setelah putar-putar taman, hehe...

Yah begitulah kira-kira suasana di Singapore Botanic Gardens. O ya kalau mau kesini, bawa aja sedikit crackers atau biskuits untuk kasih makan ikan-ikannya. Sepertinya ikan-ikan disini sudah terbiasa terima makanan dari para pengunjung, karena begitu mereka melihat manusia di pinggir kolam, mereka akan mengerubung didekat kita. Juga saya gak melihat larangan kasih makan ikan, dan saya lihat banyak orang-orang yang feeding dengan potongan roti tawar. Tapi sebetulnya didekat gerbang taman, di kantor informasinya ada juga dijual makanan khusus ikan untuk para pengunjung yang ingin menghabiskan waktu di pinggir kolam. Ah jadi pengen kesana lagi...

Chinese Garden lebih terlihat imitasi. Kesannya modern dan lebih diatur. Di sebelah chinese garden ada juga Japanese Garden, menunjukkan tipikal taman Jepang yang sederhana, simpel, dengan batu-batu dan tanaman bonsainya.
Di chinese garden ada juga kolam-kolam ikan dengan ikan-ikannya yang luar biasa besar! Kebetulan sore itu disana ada beberapa bapak-bapak yang membawa sekarung potongan kulit roti tawar untuk diberikan ke ikan-ikan itu. Jadilah kami juga melempari ikan-ikan tersebut dengan kulit roti tawar bawaan mereka. Sambil ngobrol ngalor ngidul mengenai Singapore, enaknya tinggal dan hidup disini, dsb. Sebut saja uncle Lo, dia bercerita kalau orang Singapore sehari-hari penuh dengan pressure. Hanya orang smart yang bisa hidup di Singapore, walah..!
Dia bercerita kalau Singapore juga welcome buat orang asing yang smart untuk bekerja disana. Ada kenalannya orang Filipino yang bekerja di industri di daerah Jurong dengan gaji sgd 6.000 sebulannya. Kalau punya keahlian bisa exist disini katanya. Tapi kalau gak punya keahlian, sehari-hari hanya menerima pressure dan bergaji kecil. Dia lihat perut saya agak buncit, katanya you pasti happy, no pressure lah...hehe

Kami menghabiskan waktu disini sampai menjelang matahari tenggelam. Setelah itu lanjut ke IKEA lihat-lihat design furniture yang cantik-cantik bikin ngiler aja!
Kalau mau ke IKEA bisa dengan MRT turun di Queenstown station dan lanjut dengan bus no. 195, bilang aja ke supirnya minta diturunin di IKEA.
Yah, memang menarik cuci mata ke sini, designnya bagus-bagus dan menarik. Saya ketemu dengan beberapa orang berbahasa Indonesia, dan mereka memborong beberapa pernak-pernik, wah...!
Saya juga beli pendant lamp buatan Lithuania design Sweden yang lagi diskon dari harga sgd 30-an menjadi seharga sgd 6.90 saja. Kan gak sampai Rp 50 rb tuh harganya. Sampai gempor juga gak bakalan dapat barang begini seharga itu di Jakarta! Hehe...lumayan.

IKEA Vistofta Pendant Lamp, sgd 6.90 saja...
(image from ebay)

Swan Lake di Singapore Botanic Gardens.

Kura-kura kecil di Swan Lake.

Foto prewedding banyak lokasi spot yang menarik, bebas tanpa gangguan tukang palak!


Bandstand, gazebo yang berada di Botanic Gardens, dulunya sering dimainkan simphony disini.

MamiLukas mejeng.

Lukas dengan brosur Botanic Gardens. Brosurnya setelah dibawa-bawa berkeliling, dihimbau untuk dikembalikan ke kotaknya semula agar orang lain bisa membacanya juga.

Bandstand dengan sekelilingnya yang asri.



Di pinggir Swan Lake.

Lady in white hat.


Gerbang dan jembatan menuju Japanese garden.

Salah satu sudut Japanese garden.

Jembatan ke Japanese garden.

Tower di Chinese garden.

Kolam ikan di Chinese garden.

Uncle Lo bawa makanan ikan sekarung!


Sayang baru dapat ide moto dari angle begini saat hari sudah mulai gelap...


To be continued...