Saturday, May 30, 2009

Dasar Padang Geblek !!!

by MTA - Made Teddy Artiana


Ketika pertama kali tulisan ini dibuat dan iseng kukirimkan ke teman-teman dekat, beberapa teman yang kebetulan orang padang mengernyitkan dahi. Bahkan ada seorang sahabat yang langsung menelponku, dan bertanya lugas.."Heh Bali, maksudmu apa ?".Ha..ha..ha. .kontan saja aku tertawa. Untungnya ketika kubujuk untuk membaca, mereka bersedia juga.

Dulu, kira-kira sepuluh tahun yang lalu, ketika masih berstatus mahasiswa, sekaligus anak kos di Depok sana. Dengan modal cita-cita setinggi langit, meskipun tanpa didukung dengan keadaan keuangan yang mencukupi, kami bertahan. Cerita nonfiksi meskipun terdengar agak klise tentang perjuangan seorang mahasiswa.
Tersebutlah sebuah rumah makan padang yang sederhana dan seorang Uda (sebutan kakak untuk saudara-saudara kita yang berasal dari Padang) yang menempati tempat unik pada keseluruhan kisah perjuangan kami. Rumah makan padang itu menjadi langganan kami, untuk mengisi kampung tengah alias perut ketika cacing-cacing mulai memanggil. Hampir setiap hari kami nongkrong disana. Nama rumah makannya, tidak sempat untuk diingat, apalagi nama Sang Uda. Tetapi jika disuruh mengingat wajah Si Uda, seratus persen aku sanggup. Ingatan akan wajahnya sedemikian kuat sehingga aku tak pernah kesulitan untuk melukiskannya. Nah berhubung nama asli kedua tidak sempat kami ingat, kami memanggil keduanya dengan sebutan Geblek. Rumah makan itu sebagai "Padang Geblek" dan Si Uda dengan sebutan "Uda Geblek". Uniknya sebutan ini berasal dari senior-senior kami, bahkan konon yang pertama kali menamai sebutan itu adalah seorang senior yang kebetulan seorang berdarah Padang !

"Dari semua orang Padang, hanya dia yang Geblek", begitu seloroh yang sering muncul diantara kami. Anehnya ketika seloroh itu muncul, tidak ada ekspresi 'hina' diwajah mereka, malah tampak jelas rasa hormat yang dalam terhadap Si Uda Geblek. Dan satu lagi, ada sebuah percakapan yang unik yang selalu diulang-ulang. Percakapan ini dulu juga sempat terjadi padaku dan tentunya terjadi pada teman-teman baru yang belum mengetahuinya.

"Makan yok"
"Dimana ?"
"Di Padang Geblek"
"Apa ???"
"Iya..Padang Geblek.."
"Lho kok Geblek ? Nama rumah makan padangnya kok aneh"
"Iya nanti lu juga tahu kenapa Geblek, dari semua orang Padang, hanya dia yang Geblek"
"Mahal nggak ?"
"Nah itu dia Gebleknya…tenang aja"

Ketika pertama kali makan ditempat itu, dengan segeralah kita mengetahui mengapa sebutan Geblek diperuntukkan padanya. Si Uda tidak pernah akan segan, menambahkan nasi atau sayuran bahkan lauk pada pesanan kita.

"Nasi lagi ? Cowok masak segitu makannya"
"Ini ayam goreng kemaren malam, tapi masih bagus, mau ya ?"
"Nih Uda tambahkan daging cincangnya"
"Nih uda kasih rendang".

Itu sederetan kalimat favorite-nya, yang begitu sering kami denga
r hingga hafal. Biasanya, mereka yang baru pertama kali kesana, akan membelalakkan mata, terkaget-kaget menyaksikan kegeblekan Si Uda, sambil menoleh kearah kami yang tersenyum-senyum geli. "Graaaatisssssss !!" seru kami sambil tertawa bersama. Itulah Kegeblekan Si Uda. Tak jarang kami menggeleng-gelengkan kepala jika mendengar pengalaman-pengalaman unik dari begitu banyak teman-teman yang mengalami ke-geblek-kan Si Uda. Uda…Uda…bagaimana bisa untung. Kaya ? Apalagi !!!

Tapi memang itulah yang dilakukan Uda Geblek. Aneh tapi nyata. Geblek, namun membawa berkah buat kami. Penasaran tentang filosofi hidupnya, setelah kenal dekat akupun memberanikan diri bertanya kepadanya.

"Begini..", jawabnya sambil tersenyum mengangguk-anggukan kepala,"Uda ini punya anak dirantau yang juga kuliah, kalau
Uda baik sama mahasiswa-mahasiswa , pasti anak-anak Uda disana juga dibaikin sama orang-orang. Kalau kita kasih orang makan, pasti anak-anak Uda tidak akan kekurangan makan. Doa-doa syukur orang yang kita tolong itulah yang jadi keuntungan buat kita. Apalagi orang tua Uda mengajarkan kalau mau kaya jadilah Padang Bengkok, tapi kalau mau beruntung dalam hidup ini, kita tidak bisa jadi Padang Bengkok, kita harus lurus".

Betapa benarnya Si Uda Geblek, ternyata filosofi unik inilah yang membuat ia tidak saja mendapatkan keberuntungan hidup tetapi juga sebuah keuntungan bisnis yang tidak kecil. "Padang Geblek" menjadi sebuah brand yang sangat kuat dikalangan para mahasiswa waktu itu. Belum lagi slogan "Dari semua orang Padang, hanya dia yang Geblek !!", yang diciptakan oleh kami para mahasiswa menjadi sebuah slogan marketing yang unik dan ampuh. Saking ampuhnya slogan itu, hingga hampir siapapun yang mendengarnya akan tertarik untuk berkunjung ke rumah makannya. Bahkan lebih dari itu, kami-kami ini seolah bertindak sebagai sales marketing yang membentuk sebuah fansclub yang demikian loyal menyebarkan cerita-cerita kemurahan hati Si Uda Geblek. Itu semua terjadi tanpa rekayasa. Bukan Si Uda yang menciptakan semuanya, tidak ada ahli marketing yang disewa untuk menciptakan kondisi seperti itu, apalagi teori-teori rumit yang memusingkan kepala dan kantong tentunya. Singkatnya : tidak ada 'Orang Pintar' dibalik semuanya itu, yang ada hanyalah orang yang berdagang dengan 'Nuraninya' dan hidup bertutur bahwa orang-orang seperti inilah yang pasti mendapat dukungan dan keberuntungan dari Sang Pemilik Hidup, The Invicible Hand, sumber segala rezeki dan keberuntungan.

Akhir kata…Terimakasih atas ke-Geblekan mu Uda. Entah apa yang terjadi pada kami-kami ini, jika Uda tidak geblek !!!.

Wednesday, May 27, 2009

Teka-Teki Bajak Laut


Olah raga otak sedikit...
Terdapat 5 orang bajak laut yang memiliki harta 100 koin emas. Lima bajak laut ini mempunyai umur yang berbeda, anggap aja namanya adalah a,b,c,d,e dengan a adalah bajak laut termuda dan e adalah bajak laut tertua. Mereka ingin membagi harta tersebut. Sistem yang mereka gunakan adalah salah satu bajak laut mengajukan proposal pembagian harta tersebut dan sisanya memberikan pilihan, setuju atau tidak dengan proposal tersebut. Jika 50% atau lebih bajak laut setuju, maka harta tersebut dibagikan sesuai dengan proposal yang diajukan. Jika tidak, maka bajak laut pengaju proposal tersebut akan dibuang ke laut, dan bajak laut selanjutnya yang mengajukan proposal lagi, dstnya sampai ada proposal disetujui. Karena mereka semua menghormati yang lebih tua, maka urutan bajak laut yang mengajukan proposal adalah dari yang paling tua ke yang paling muda. Asumsikan kelima bajak laut tersebut sangat pintar matematika, berakal budi, sangat rakus, dan tidak ingin dibuang ke laut.
Bajak laut mana yang akan mendapat koin terbanyak dan berapa ?

Sunday, May 24, 2009

Funny...





Saturday, May 23, 2009

Misteri Kennedy & Lincoln


Abraham Lincoln terpilih sebagai anggota Kongres pada tahun 1846. John F. Kennedy terpilih sebagai anggota Kongres pada tahun 1946.

Abraham Lincoln terpilih sebagai Presiden Amerika pada 1860. John F. Kennedy terpilih sebagai Presiden Amerika pada 1960.

Nama Lincoln dan Kennedy sama-sama terdiri dari tujuh huruf. 

Keduanya sama-sama sangat memperhatikan masalah hak-hak sipil. 

Kedua isterinya sama-sama kehilangan anak di gedung putih. 

Keduanya di tembak pada hari Jumat. Keduanya ditembak di kepala. 

Sekretaris Lincoln bernama Kennedy. Sekretaris Kennedy bernama Lincoln.

Keduanya dibunuh oleh penduduk dari Wilayah Selatan. Keduanya digantikan oleh orang Wilayah Selatan. 

Pengganti keduanya bernama Jhonson.

Andrew Johnson, yang menggantikan Lincoln lahir pada 1808. Lyndon Johnson, yang menggantikan Kennedy, lahir pada 1908.


John Wilkes Booth, sang pembunuh Lincoln lahir pada tahun 1839. Lee Harvey Oswald, sang pembunuh Kennedy lahir pada tahun 1939. Nama kedua pembunuh sama-sama terdiri dari tiga nama. 

Nama kedua pembunuh tersebut sama-sama terdiri dari 15 huruf. 

Kedua pembunuh itu lari dari sebuah bioskop dan tertangkap di sebuah gudang. Booth tertangkap di sebuah gudang setelah berupaya meloloskan diri dari sebuah bioskop. Oswald tertangkap di sebuah bioskop setelah sebelumnya berupaya meloloskan diri dari sebuah gudang. 

Booth dan Oswald dibunuh sebelum mereka diadili. 

Dan ini yang paling unik, Seminggu sebelum Lincoln ditembak, ia berada di Kota kecil Monroe, di wilayah Maryland. Seminggu sebelum Kennedy ditembak, ia berada bersama Maryln Monroe.

Wednesday, May 20, 2009

Investor atau Spekulator?

Dikantor, teman-teman sudah mulai ramai mengeluarkan cadangan devisanya untuk mulai "ikutan" berkecimpung di stock market. Saya pun mulai tergoda. Dari cerita-cerita yang ada, sungguh memang sangat menggoda. Investasi gue sudah berkembang 200%, gak mungkin rugi deh.., buktinya duit gue berkembang biak dengan cepat disini..., gak pake repot-repot jalanin usaha beneran, kan temen-temen juga sudah mulai banyak yang ikutan...dan banyak juga yang jadinya cari hutangan untuk "diinvestasikan" ke pasar saham...
Hmm, gimana ya...?! Disatu sisi kondisi kantor yang tidak kondusif jadi berakibat terhambatnya pemasukan finansial untuk saving keluarga, sementara kebutuhan keluarga trennya selalu ada slope positif terhadap waktu. Ini gak bisa didiamkan...harus cari cara bagaimana mencari tambahan!
Tapi bagaimana? Semua temen-temen kantorpun mungkin berpikiran sama. Cari-cari tambahan, jangan berharap sama perusahaan yang lagi memble, salah atur! 
Satu mencoba, yang lain jadi ikut-ikutan. Semua optimis bisa jadi lahan menuai penghasilan tambahan buat keluarga tercinta... main dibursa saham melalui e-trading!
Disisi lain, saya punya sedikit pengetahuan mengenai seluk beluk derivative market. Pointnya, itu sangat spekulatif, lebih baik berinvestasi disektor riil, buka usaha!
Untungnya dilema ini tidak berkepanjangan. Saya sudah memulai suatu usaha yang real! Mencoba menekan godaan spekulatif yang menjanjikan keuntungan berlimpah dengan mudah, tapi juga bisa menghancurkan dengan sangat cepat.
Ya, saya belum berani masuk coba-coba bermain di stock market melalui e-trading itu..tapi bagaimanapun saya cari tau seputaran kegiatan di stock market yang derivative tersebut.
Ini sedikit cuplikan sebagai bahan renungan...

—-00O00—-


WHAT THEY SAID
Never buy a stock immediately after a substantial rise or sell one immediately after a substantial drop
Benjamin Graham
Article by Alina (ditulis 6 Mei, 2009) :
2 tahun lalu, ketika bursa saham sedang dalam trend kenaikan (bullish) dan indeks sedang mencetak rekor tertinggi, seorang pemuda melihat keuntungan yang diperoleh para ‘investor’ yang berinvestasi sejak awal 2007. Tanpa pengetahuan berinvestasi yang mencukupi ditambah Ia baru saja memperoleh dana, Ia pun berpikir untuk  mencoba peruntungannya terjun dan ‘berinvestasi’di bursa saham. Si pemuda pun senang merasa telah menjadi seorang ‘investor’di bursa saham dan berharap memperoleh keuntungan yang sama besar seperti para ‘investor’ sebelumnya.
Belum genap satu tahun Ia berinvestasi, kecemasan, penyesalan, dan berbagai pertanyaan berkecamuk dalam dirinya. Kenapa bursa saham malah mengalami trend penurunan (bearish)? Apa yang salah dengan investasinya sehingga mengalami kerugian begitu banyak? Si pemuda akhirnya bertemu dengan om Ben (Benjamin Graham).
Si Pemuda : Kenapa investasi saya mengalami kerugian?
Om Ben : Kamu melakukan kesalahan fatal dalam berinvestasi. Kamu membeli di saat harga saham  sudah terlalu tinggi.
Si Pemuda : Lalu apa yang harus saya lakukan saat ini?
Om Ben : Ubah cara kamu berinvestasi, gunakan metode Dollar Cost Averaging (DCA). Membeli sedikit-demi sedikit dengan jumlah uang yang sama secara rutin setiap bulan, tanpa memperhatikan gerakan pasar yang sedang naik atau turun.
Si Pemuda : Kapan saya harus memulai metode ini?
Om Ben : Lakukan mulai saat ini jangan perhatikan gerakan pasar yang sedang naik atau turun.
Si Pemuda : Baik Om Ben.
Si Pemuda sudah memperoleh pengetahuan dari Benjamin Graham tentang bagaimana cara berinvestasi bagi seorang investor. Namun si pemuda masih tetap khawatir dengan trend penurunan bursa saham yang masih terus berlanjut. Ia pun memutuskan untuk menunggu trend penurunan bursa saham berakhir. Meskipun Ia sedang memiliki dana untuk memulai DCA di bursa saham, Ia malah memilih berinvestasi secara aman di Obligasi.
Ketika bursa saham mulai mengalami trend kenaikan trauma masa lalu masih menghantui dirinya. Bayangan kerugian yang pernah terjadi membuat Ia menunggu ‘waktu yang tepat’ untuk kembali memulai berinvestasi di bursa saham, meskipun Ia sendiri tidak tahu kapan waktu itu akan datang.
Saat ini, Ia belum juga memulai kembali untuk berinvestasi di bursa saham. Kembali kecemasan, penyesalan, dan berbagai pertanyaan berkecamuk dalam dirinya karena bursa saham terus naik. Apakah bursa saham sudah memasuki trend kenaikan (bullish)? Apakah sekarang waktu yang tepat untuk memulai metode DCA seperti yang disarankan Om Ben? Kenapa Ia idak memulai metode DCA dari dulu sehingga bisa menikmati keuntungan saat ini?
—-00O00—-
Cerita di atas hanya sebuah ilustrasi yang mungkin sedang banyak terjadi saat ini. IHSG yang memcapai rekor tertingginya pada Januari 2008 tiba-tiba turun tajam pada Oktober 2008, kurang dari satu tahun. Namun kini IHSG kembali perkasa dan telah naik lebih dari 60% dari titik terendahnya di September 2008. Banyak orang yang ingin menjadi ‘investor’ di bursa saham memiliki rasa khawatir akan kembali jatuhnya bursa saham. Tanpa mereka sadari, rasa khawatir dari fluktuasi pasar telah membuat mereka menjadi seorang spekulator.
Perbedaan paling realistis antara investor dan spekulator ada pada perilaku mereka terhadap pergerakan pasar saham. Kepentingan utama seorang spekulator terletak pada tindakan antisipasi dan pengambilan keuntungan dari fluktuasi pasar. Seorang investor sadar bahwa harga sahamnya akan berfluktuasi dan tidak merasa khawatir oleh penurunan besar, juga tidak akan girang dengan kenaikan tajam. Ia akan selalu ingat bahwa harga pasar akan selalu memihaknya. Ia tidak akan pernah membeli saham karena harganya naik, atau menjualnya karena harga turun.
Ia tidak akan pernah membuat kesalahan besar jika mengikuti moto sederhana ini : “Jangan pernah membeli saham segera setelah terjadi kenaikan substansial atau menjual saham segera setelah terjadi penurunan substansial”
—-00O00—-

Article by Edison (ditulis 11 Mei, 2009) :
Pagi ini, saya bersama keluarga sedang menikmati makan pagi di salah satu hotel di Jakarta. Sambil menikmati kopi, saya pun mulai membuka koran Kompas yang saya bawa dari kamar hotel. Di salah satu halaman harian tersebut, saya menemukan artikel karya Adler Haymans Manurung. Bagi yang tidak mengenal nama ini, Adler ini adalah seorang praktisi Pasar Modal dan Pengajar di beberapa Universitas terkemuka. Dia juga telah menulis beberapa buku, antara lain “Reksadana Investasiku”, dan”Financial Planner: Panduan Praktis Mengelola Keuangan Keluarga”.
Artikel Adler sendiri di Kompas hari ini cukup menggelitik rasa ingin tahu saya. Judul artikel tersebut adalah “Bermain Saham Gorengan”. Karena penasaran apa pendapat Adler tentang ‘bermain saham gorengan’, saya pun mulai membaca artikel tersebut. Tetapi begitu membaca beberapa paragraf, saya pun tersedak kopi saya karena kaget dengan tulisan Adler tersebut. Berikut saya kutip beberapa bagian dari artikel tersebut : (artikel tersebut bisa dibaca lengkap di sini)
Saham goreng-gorengan dapat diperhatikan ketika bursa mulai buka. Tiga puluh menit pertama saham ini sangat bergejolak dan bisa membuatinvestor ketakutan. Harga saham turun tajam mendekati batas suspens saham dan bergerak lagi naik menuju suspens batas atas saham tersebut.Investor yang sudah sering bertransaksi saham, bahkan yang suka berjudi, sangat cocok memerhatikan saham ini karena memberi keasyikan sendiri.
Investor yang bertransaksi di bursa sering kali mendengar rumor yang membuat harga saham bergerak naik atau turun. Bahkan, ada investorhanya mengandalkan rumor untuk mendapat keuntungan dalam bermain saham di bursa.
Investor yang piawai dan sangat mengenal berinvestasi dan bertransaksi saham di bursa sering juga bertransaksi menggunakan margin. Artinya, investor bisa membeli saham beberapa kali dari dana yang dimiliki.
Bila investor melihat harga drop 20 persen dan tidak ada kejadian atau rumor jelek beredar yang membuat harga lebih jatuh esok harinya,investor ancang-ancang untuk beli. Kemudian, ketika saham ini naik tajam lagi dan melebihi 15 persen dari harga sehari sebelumnya, investor sudah saatnya keluar dan dapat merealisasikan keuntungan yang tinggi. Bila tindakan ini dilakukan dengan jumlah besar dan tepat, investor akan memperoleh untung besar dan bisa memberikan dana pensiun investorsehingga investor bisa bebas dari masalah finansial.
Kalau seseorang mengatakan kepada anda, bahwa ia:
  • Merasa takut karena saham yang dibelinya bergejolak dalam 30 menit pertama bursa dibuka.
  • Hanya mengandalkan rumor untuk mendapatkan keuntungan dalam‘bermain’ (???) saham di bursa.
  • Membeli saham ‘gorengan’ beberapa kali lipat dari dana yang ia miliki, dengan menggunakan margin.
  • Membeli saham hanya karena harga saham tersebut hari ini sudah turun 20% dan tidak ada kejadian atau rumor jelek beredar yang bisa membuat harga saham tersebut LEBIH turun lagi BESOK.
  • Membeli saham hari ini, dan berharap bisa menjual saham tersebut besok……
maka apakah yang akan ada di kepala anda? Apakah orang tersebut adalah seorang Investor atau Spekulator (tanpa ia sadari)? Apakah yang dilakukan orang tersebut merupakan Investasi atau Spekulasi? Apakah benar dengan cara seperti ini, seseorang bisa mendapatkan “kebebasan finansial”? Atau malahan kemungkinan besar ia akan terkena “malapetaka finansial” (cepat atau lambat)?
—–oOo—–
Membaca apa yang ditulis oleh Adler tersebut, mau tidak mau saya kembali teringat kepada tulisan Ben Graham di bab I “The Intelligent Investor”. Dalam bab tersebut, Graham menulis tentang keadaan di Amerika pada tahun 1970-an :
Media massa pada saat ini menggunakan kata “investor” dalam hal-hal ini, karena pada saat ini di Wall Street, setiap orang yg membeli atau menjual saham telah dianggap sebagai investor, tanpa memperdulikan apa yang dia beli, harga belinya, ataupun metodenya (cash atau margin)
Yang membuat saya ‘tertawa’ (miris), adalah karena apa yang sedang terjadi di negara kita ini adalah apa yang justru dikritik oleh Graham pada waktu itu. Kata‘Investor’ dan ‘Investasi’ diobral dengan mudah, seperti yang bisa terlihat dalam artikel Adler tersebut, meskipun praktek-praktek yang disinggung itu adalah justru praktek spekulasi. Jika seorang Adler Haymans Manurung (yg konon kabarnya kerap dicap sebagai “bapak Reksadana Indonesia”) saja tidak membedakan antara Investasi dan Spekulasi, bagaimana dengan khalayak umum?
Jika masyarakat beramai-ramai melakukan apa yang diceritakan oleh Adler dalam artikelnya tersebut, maka di masa depan (cepat atau lambat), saya pasti akan terpaksa menulis artikel dengan judul “Mati Menangis Ala Spekulator” karena banyaknya orang yang ‘mati’ akibat spekulasi seperti ini.
—–oOo—–
Pada akhir artikel ini, saya pikir mungkin ada baiknya saya membagi sebagiandari apa yang telah dituliskan oleh Ben Graham dalam bab I “The Intelligent Investor”. Bab ini merupakan salah satu bab favorit saya. Dengan membaca tulisan Graham tersebut, mudah-mudahan anda bisa lebih mengerti apa yang ingin saya sampaikan dalam artikel ini.
PS: Ini merupakan terjemahan yang saya lakukan sendiri dari buku The Intelligent Investor bahasa Inggris, Revised edition. Mungkin akan sedikit berbeda dibandingkan jika anda membaca versi Indonesia buku tersebut. Dalam melakukan terjemahan/rangkuman ini, saya akan selalu berusaha untuk memakai terjemahan  langsung, tetapi jika saya merasa terjemahan langsung akan sulit dimengerti oleh banyak orang, saya akan menggunakan bahasa yg lebih sederhana. Saya juga akan membuang beberapa kalimat ataupun paragraph yg saya rasa agak repetitive ataupun tidak terlalu penting.
—–oOo—–

THE INTELLIGENT INVESTOR

Ben Graham
BAB I: Investasi versus Spekulasi

Apa yg dimaksud dengan “investor”? Dalam buku ini, kata “investor” akan dipakai secara  berlawanan dari kata “Spekulator”. Dalam buku kami “Analisa Sekuritas” (1934), kami mencoba memformulasikan perbedaan keduanya sebagai berikut :
Investasi adalah sebuah operasi yang, melalui analisa yg mendalam, menjanjikan  keamanan modal pokok dan juga tingkat pengembalian (return/hasil) yg LAYAK.  Operasi yang tidak memenuhi persyaratan di atas adalah spekulasi.
Meskipun kami telah berpegang kepada definisi di atas selama masa 38 thn (1934-1972), selama periode ini ada suatu perubahan radikal yg terjadi dalam penggunaan kata “Investor”. Setelah periode 1929-1932, (Edison: Bursa saham USA rontok pada masa tersebut) masyarakat secara luas menganggap bahwa semua saham itu bersifat spekulasi. Seorang pakar ekonomi pada saat itu bahkan menyatakan bahwa hanya obligasi yang pantas disebut sebagai investasi dan hanya pembeli obligasi yg pantas disebut “investor”.  Pada saat itu definisi investasi kami dianggap terlalu “longgar”.
Pada saat ini (1972), keadaannya justru terbalik. Kami ingin melindungi para pembaca dari penyalah-gunaan kata “investor”, dimana trend pada saat ini adalah semua orang yg ‘bermain’ di pasar saham disebut “investor”. Dalam edisi terdahulu buku ini, kami ada  mengutip sebuah artikel dalam jurnal finansial terkemuka terbitan Juni 1962: “Investor kecil Bearish, Mereka melakukan short-selling saham”. Kini pada Oktober 1970, jurnal yang  sama memuat sebuah artikel tentang “Reckless investor/Investor gegabah yang mulai membeli saham”.
(Edison: “Bearish” adalah kondisi dimana para pelaku dalam pasar saham itu pesimis dan berpendapat bahwa saham akan turun. Kebalikan dari ini adalah “Bullish”. Short-sell secara sederhana adalah praktek dimana seseorang yg “bearish” itu meminjam saham dari orang lain (dgn membayar fee), lalu menjual saham itu dengan harapan harga saham itu di kemudian hari akan turun. Jika itu terjadi, dia bisa membeli kembali saham itu dengan harga lebih murah utk dikembalikan ke pemilik saham. Selisih antara harga jual (tinggi) dengan harga beli  (rendah) ini menjadi keuntungan bagi si short-seller itu.)
Kedua artikel di atas melukiskan kekacauan dalam penggunaan kata “investasi” dan “spekulasi” selama ini. Bandingkan definisi “investasi” kami dengan perilaku masyarakat di atas. Bagaimana suatu operasi bisa dikatakan sebagai “investasi” bila dilakukan oleh orang yg tidak berpengalaman, yang bahkan tidak memiliki barang yg dia jual, dan hanya berdasarkan kepada keyakinan emosional (firasat) bahwa dia akan bisa membeli kembali barang yg dia jual dengan harga yg lebih murah? (Kami ingin mengingatkan kembali bahwa pada tahun 1962 itu, pasar telah jatuh sangat rendah dan justru akan kemudian naik dengan drastis. Masa itu adalah masa paling salah utk melakukan “short-sell”)
Artikel kedua yg memakai kata “investor gegabah” itu juga bisa ditertawakan karena kontradiksi (pertentangan) diantara kedua kata tersebut. Ini sama halnya seperti jika kita berkata “orang hemat yang boros”.
Media massa pada saat ini menggunakan kata “investor” dalam hal-hal ini, karena pada saat ini di Wall Street, setiap orang yg membeli atau menjual saham telah dianggap sebagai investor, tanpa memperdulikan apa yang dia beli, harga belinya, ataupun metodenya (cash atau margin). Bandingkan kondisi ini dengan kondisi pada tahun 1948, dimana dalam suatu survey, 90% orang mempunyai pandangan negatif tentang saham, dengan berbagai alasan spt “tidak aman”, “spekulatif”, “spt judi/gambling” dan “tidak paham tentang saham”.
Sangat ironis (meskipun tidak mengherankan) bahwa saham justru dianggap “spekulatif” di saat mereka dijual dengan harga yg sangat murah dan “atraktif”. Ironis juga bagaimana sebaliknya justru ketika saham naik ke tingkat harga yg tinggi (mahal) dan “berbahaya”, saham justru dianggap sebagai “investasi” dan semua pembeli saham disebut sebagai “investor”.
Pembedaan antara “investasi” dan “spekulasi” adalah sesuatu yg sangat penting, dan semakin menghilangnya pembedaan ini merupakan sesuatu yg sangat mengkhawatirkan. Kami sering berkata bahwa Wall Street sebagai suatu institusi seharusnya membedakan “investasi” dan “spekulasi” dan menginformasikan perbedaan keduanya kepada publik. Jika tidak, suatu hari, bursa saham bisa disalahkan atas kerugian spekulatif yang besar, yang diderita oleh orang-orang yang tidak diperingatkan tentang perbedaan antara investasi dan spekulasi.
Kami percaya bahwa pembaca buku ini akan mendapatkan sebuah gambaran yg cukup jelas tentang resiko-resiko yg terkait dalam investasi saham. Resiko ini merupakan bagian yg tidak terpisahkan dari peluang Profit/Untung yang ditawarkan, dan harus menjadi bagian dari perhitungan kita.
Seorang investor harus mengenali bahwa di sebagian besar waktu, akan ada faktor spekulatif dalam investasi saham. Tugas seorang investor adalah menjaga agar komponen spekulatif ini di tingkat yg minimum, dan mempersiapkan diri secara finansial dan psikologis utk hasil yg buruk, yg mungkin saja hanya sementara, ataupun juga berlangsung agak lama.
Suatu catatan penting, yaitu kita harus membedakan antara spekulasi saham murni dengan faktor spekulatif yg terkandung dalam hampir setiap saham. Spekulasi murni bukanlah sesuatu yang illegal atau juga immoral, tetapi juga biasanya tidak membuat dompet anda lebih tebal (bagi kebanyakan orang).
Seperti halnya di dunia ini ada “Intelligent Investing” (Investasi dengan cerdik), ada juga “Intelligent Speculation” (Spekulasi dengan cerdik). Tetapi ada banyak kondisi dimana spekulasi itu menjadi sesuatu yg “tidak cerdik” (BODOH). Kondisi-kondisi itu terutama :
  1. Berspekulasi dengan berpikir bahwa anda sedang berinvestasi (Tidak sadar kalau sebenarnya sedang berspekulasi).
  2. Berspekulasi secara serius (bukan sbg “hiburan”), padahal ilmu, pengetahuan dan kemampuannya tidak mencukupi utk itu.
  3. Berspekulasi dalam jumlah yang terlalu besar, padahal sebenarnya kita tidak mampu utk kehilangan uang sejumlah itu.
Dalam pandangan kami, setiap non-profesional yang ber”main” saham dengan margin (Edison: secara sederhana, membeli dengan margin itu berarti membeli saham dengan meminjam uang dari broker), harus sadar bahwa sebenarnya dia itu berspekulasi (atau lebih parah lagi berjudi). Demikian juga  dengan orang-orang yg membeli saham yang sedang “hot” tanpa analisa.
Spekulasi memang mengasyikkan, terutama jika kita sedang menang. Jika anda ingin mencoba keberuntungan anda, pisahkan sebagian uang anda -semakin sedikit semakin baik- sebagai dana utk spekulasi. Jangan pernah menambahkan uang ke dalam dana ini hanya karena anda sedang menang. Itu justru saatnya untuk menarik sebagian uang dari dana spekulasi tersebut. (Edison: Terlebih lagi jika kita kalah….jangan kita justru menambah uang utk spekulasi ini).
Jangan pernah mencampurkan dana utk investasi dan dana utk spekulasi anda! Juga jangan pernah mencampurkan investasi dan spekulasi dalam otak anda!


Sunday, May 17, 2009

Who Am I On The Earth?

Pernahkah anda membayangkannya?

Pada waktu benda-benda angkasa ini diperbandingkan.

Kita menjadi sadar betapa kecilnya Bumi dan kita para penghuninya.

Jagad raya yang sangat besar.

Dalam skala ini, Bumi kita tidak kelihatan lagi.

Disini Matahari hanya sebesar debu.
Antares adalah bintang yang paling terang ke-15 diangkasa.
Jaraknya lebih dari 1000 tahun cahaya dari Bumi.

Lalu...
Siapakah kita?
Apakah tujuan hidup kita?
Apa yang membuat hidup kita, manusia berharga?
Masihkah kita bisa menepuk dada, dan berkata "inilah Aku..!"...???

Saturday, May 16, 2009

Perangkap

"Perangkap" ini kadang datang dalam hidup kita...

Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah perangkap tikus. Sang Tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak " ada perangkap tikus di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...."

Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkap tikus".

Sang Ayam berkata " Tuan Tikus..., aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku"

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.
Sang Kambing pun berkata " Aku turut bersimpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"

Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama.. "
Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular.
Sang ular berkata " Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"

Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah
mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata yang terperangkap adalah seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah.

Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri terkena gigitan ular tersebut. Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam. Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam).

Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya. Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.

Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia. Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.

Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa hari kemudian ia melihat perangkap tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

SUATU HARI..KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN
DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA... MAKA PIKIRKANLAH SEKALI LAGI


-author unknown-

Tuesday, May 12, 2009

Orang Terkaya di Dunia (2008)

Warren Buffett (kiri) dan Bill Gates (kanan).

Akhirnya dominasi Bill Gates memudar juga. Setelah 13 tahun berturut-turut bercokol sebagai orang terkaya di dunia, pendiri Microsoft itu tergeser juga dari tahtanya.

Tahun ini, orang terkaya sejagad adalah Warren Buffett, seorang pebisnis dan investor yang ketajaman pikirannya amat luar biasa sehingga ia diibaratkan sebagai perpaduan antara fisikawan Einstein, seniman Picasso dan raja kaya raya pencipta koin emas Croesus, dalam satu tubuh.

Dalam wawancara dengan CNBC ditemukan beberapa aspek menarik dari hidupnya :

• Ia membeli saham pertamanya pada umur 11 tahun dan ia sekarang menyesal karena tidak memulainya dari masih muda.

• Ia membeli sebuah kebun yang kecil pada umur 14 tahun dengan uang tabungan yang didapatinya dari hasil mengirimkan surat kabar.

• Ia masih hidup di sebuah rumah dengan 3 kamar berukuran kecil di pusat kota Ohama, yang ia beli setelah ia menikah 50 tahun yang lalu. Ia berkata bahwa ia mempunyai segala yang ia butuhkan dalam rumah itu. Meskipun rumah itu tidak ada pagarnya.

• Ia selalu mengemudikan mobil Cadillac tua-nya seorang diri jika hendak bepergian dan ia tidak mempunyai seorang supir ataupun keamanan pribadi.

• Ia tidak pernah bepergian dengan pesawat jet pribadi, walaupun ia memiliki perusahaan pembuat pesawat jet terbesar di dunia.

• Berkshire Hathaway, perusahaan miliknya, memiliki 63 anak perusahaan. Ia hanya menuliskan satu pucuk surat setiap tahunnya kepada para CEO dalam perusahaannya, menyampaikan target yang harus diraih untuk tahun itu. Ia tidak pernah mengadakan rapat atau menelepon mereka secara reguler.

• Ia hanya memberikan 2 peraturan kepada para CEOnya. Peraturan nomor satu adalah : Jangan pernah sekalipun menghabiskan uang para pemilik saham. Peraturan nomor dua : Jangan melupakan peraturan nomor satu.

• Ia tidak bersosialisasi dengan masyarakat kalangan kelas atas. Waktu luangnya di rumah ia habiskan dengan menonton televisi sambil makan pop corn.

• Bill Gates, orang terkaya di dunia bertemu dengannya untuk pertama kalinya 5 tahun yang lalu. Bill Gates pikir ia tidak memiliki keperluan yang sangat penting dengan Warren Buffet, maka ia mengatur pertemuan itu hanya selama 30 menit. Tetapi ketika ia bertemu dengannya, pertemuan itu berlangsung selama 10 jam dan Bill Gates tertarik untuk belajar banyak dari Warren Buffet.

• Warren Buffet tidak pernah membawa handphone dan di meja kerjanya tidak ada komputer.


Kedermawanan Warren Buffet
Tahun 2004 lalu, setelah istrinya meninggal, Buffet merasa hidupnya kosong. ia mengaku shock dengan kematian istrinya yang saat itu berusia 72 tahun. Ia hampir tidak percaya ketika Tuhan memanggil istrinya. Sejak saat itu ia terus berpikir, bagaimana ia dapat hidup dengan bahagia dan tenteram salama sisa hidupnya.
Setelah berbulan-bulan merenung, Buffet membuat keputusan yang sangat mengejutkan semua orang, yaitu menyumbangkan hampir 85% harta yang ia miliki.

Istrinya memang sempat memberikan amanat agar ia mau berbagi kekayaannya kepada orang yang membutuhkan. Buffet sama sekali tidak pernah ingin mewariskan kekayaannya kepada anak-anaknya. Ia ingin anak-anaknya sukses dengan usaha sendiri dan bukan mengandalkan kekayaan orang tua mereka.

Pada tanggal 26 Juni 2006, Warren Buffet sebagai orang nomor dua terkaya saat itu menyumbangkan 85% kekayaannya (30,7 milliar US Dollar) kepada yayasan amal, dan salah satunya adalah yayasan Bill and Melinda Gates Foundation yang dimiliki oleh Bill Gates (orang terkaya no 1 saat itu dengan kekayaan 50 milliar US Dollar).

Ia berharap tindakannya itu mengilhami orang kaya yang bergemilang harta untuk mengikuti dia. “Harapan kecil saya, bahwa yang saya lakukan ini mendorong orang yang sangat kaya lainnya untuk mengembangkan sikap cinta terhadap sesama dan suka menderma”, katanya.

Saat ini (tahun 2008), 2 tahun sejak ia menyumbangkan sebagian besar hartanya, Warren Buffet menjadi orang terkaya di dunia dengan kekayaan 62 milliar US Dollar, mengalahkan Bill Gates yang kekayaannya 'hanya' 58 milliar US Dollar.

Berikut ini adalah nasihat Warren Buffet untuk orang-orang yang masih muda: Hindarilah kartu kredit dan berinvestasilah untuk diri Anda sendiri dan ingat :

1. Uang tidak menciptakan orang tetapi oranglah yang menciptakan uang.

2. Hiduplah secara sederhana.

3. Jangan lakukan apa yang orang lain katakan, dengarkanlah mereka, namun lakukan apa yang menurut Anda baik.

4. Jangan memaksakan diri untuk memiliki barang-barang bermerk, pakailah apa yang sekiranya nyaman bagi Anda.

5. Jangan memboroskan uang Anda untuk hal-hal yang tidak diperlukan; gunakanlah uang untuk membantu mereka yang kekurangan.

6. Biar bagaimana pun orang lain tetap tidak dapat mengatur hidup Anda sendiri. Andalah yang mengendalikan hidup Anda sepenuhnya.

Saturday, May 09, 2009

Promotion Celebration

Habis pesta Rini, dikantor ada lunch celebration untuk teman-teman yang dapat promosi tahun ini. Kami makan siang di restoran Pantai Gading di Kelapa Gading. Menunya ikan gurame goreng kering, sate ayam, cumi bakar, tahu goreng (dalemnya udang), sayur toge, sayur kacang panjang, dsb. Masakannya enak juga...kalau dari luar restorannya kelihatan kecil, tapi ke dalam ternyata ada halamannya dengan suasana gubuk bale-bale, ada ayunannya, mantap...  

Hendro nyengir sebelum makan.

Sebelum.

Sesudah.


Pengarahan dari komandan.

Gurame goreng, saya paling suka ekor dan sirip-siripnya, garing kayak kerupuk!

Habis makan, Hendro nyengir lagi.







Wuih...bisa kebayang gak sedotannya...??!

Ibu-ibu udah kekenyangan.


Yang baru dapat promosi; Ario-san, dengan rekan lainnya Arif Darsono & Aswita.
Congratulation.