Tuesday, March 31, 2009

KTB Jepret Motret Simulasi Evakuasi Kebakaran di Kantor

Dikantor hari ini ada simulasi evakuasi kalo terjadi kebakaran. Untuk dokumentasi, team KTB Jepret diminta ikut membantu jeprat-jepret prosesi evakuasinya. Ini untuk kesekian kalinya kantor minta KTB Jepret ikut berpartisipasi, dan untuk yang kali ini PapiLukas 'turun gunung'.
Jepret sana, jepret sini, beginilah hasilnya...

Who's that guy...?

Hehehe...

Quite ladies...!!

Jogging track...

Listening to the instructor.
(why so serious...)

Ishibashi-san, looking for accompanion..?

The only 'F' in KTB Jepret.

We'll take care this gate..

I'm in the right base if something's gonna be bad...

papilukas...papilukas...photo donk..!!

Cool, 5 minutes, and I'll get my less half pie...hurry up!!

Hehehe....

Fire evacuation...huh!!
(who cares...)

Pisss men...(toekang potret keliling).

Saturday, March 28, 2009

Photo Minggu Ini

Tidak ada yang spesial di minggu ini, cuma pergi ke pasar Gembrong di Cipinang buat beli drum mainan untuk si Timmy sambil jeprat-jepret sana-sini. Udah itu motret almond cream fruit pie bikinan MamiLukas didapur, itu aja...







Almond cream fruit pie n' salad buah bikinan MamiLukas...sapa mau?

Drum mainan begini di pasar Gembrong harganya Rp 130rb. Niatnya beliin buat si Timmy, tapi malah seringan abangnya yang mainin...




Pasar Gembrong di Cipinang, pasar mainan anak-anak.
Harga mainan disini relatif murah lho...


Perkampungan dibelakang pasar Gembrong.

Penjual es dawet dekat rumah.

Lagi suasana kampanye, ini bendera partai apa ya...?

Knock Out

Wednesday, March 25, 2009

Kekuatan Kata-Kata

Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam disetiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat disisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu.

Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya.

Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela di perbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat diluar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria kedua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.

"Di luar jendela, tampak sebuah taman dengan kolam yang indah. Itik dan angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan ditengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Suatu senja yang indah."

Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan detil, sedangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemandangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.

Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk didekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas. Meski pria yang ke dua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria yang pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah.

Begitulah seterusnya, dari hari ke hari. Dan, satu minggu pun berlalu.

Suatu pagi, perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua ini meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. Betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya?

Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG!!!

Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang BUTA bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun.

"Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup" kata perawat itu.

-Author Unknown-
KATA BIJAK HARI INI:
Jika anda membuat seseorang bahagia hari ini, anda juga membuat dia berbahagia dua puluh tahun lagi, saat ia mengenang peristiwa itu.
(Sydney Smith)

Sunday, March 22, 2009

Mancing di Laut

Sebetulnya weekend minggu ini gak punya rencana apa-apa, eh sekonyong-konyong abang ipar, lae bapak Hitcha kasi khabar ngajak mancing dilaut. Kebetulan di rumah lagi pada ngumpul sodara-sodara, Tulang dari Sidempuan yang lagi datang untuk ngadiri wisuda-an anaknya si Ari, trus ada juga lae bapak Clara yang kebetulan datang dari perjalanan dinas di Kalimantan, ngaso sebentar di Jakarta untuk kemudian pulang ke Medan. Karena diajak mancing ke laut, pulangnya dipostpone 1 hari. Kita pergi mancing...!!
Sabtu pagi kami berangkat dari rumah sekitar jam 5:45, jam 6:30 sudah sampai di Tanjung Pasir untuk menyeberang naik perahu ke Pulau Untung Jawa. Di Pulau Untung Jawa, sewa perahu sekitar Rp 150rb sampai Rp 200rb untuk perahu kecil, muat untuk 7 orang (kami ber-6 plus si pemilik perahu). Dari Pulau Untung Jawa, perahu berlayar ke tengah laut kelokasi spot mancing yang banyak ikannya (daerah terumbu karang atau rumpon becak). Dari pagi sampai sore, dari satu lokasi pemancingan ke lokasi lainnya, dari yang lautnya dangkal sampai ke yang dalam, dari yang ombaknya tenang ke ombak besar (ini yang membuat sebagian dari kami ketar-ketir, sampai akhirnya minta perahu agak menepi mendekati pulau trus akhirnya pulang)...lumayan juga buat pengalaman mancing pertama kali ke laut.
O ya, lokasi Tanjung Pasir ini juga merupakan lokasi wisata di daerah Cengkareng/Dadap, dekat Bandara Soekarno-Hatta. Kalau Bro n' Sis mau kesana, sebelum masuk ke kawasan bandara keluar di pintu tol yang baru dibuka (saya lupa namanya), pokoknya yang ke arah Dadap. Trus belok kanan nyebrang tol melalui jalan layang, tanya-tanya aja ke arah Tanjung Pasir. Dari pintu tol itu sekitar setengah jam kalau gak terlalu macet, sudah sampai di Tanjung Pasir.
Masuk lokasi, bayar retribusi masuk Rp 3000 per orang, dan mobil Rp 5000. Tempat parkir mobil dan motor tersedia cukup luas dan kelihatannya cukup well manage, kira-kira amanlah...kendaraan kita bisa ditinggal menginap kalau mau melaut 1 malam ataupun mau menginap di Pulau Untung Jawa. Di Area Tanjung Pasir ini banyak warung-warung makan seafood yang menyediakan bale-bale untuk selonjoran sambil menikmati angin laut dan suasana pantai (banyak pasangan yang datang kesini, bersantai di bale-bale itu, asik juga...).
Dari pantai Tanjung Pasir, nyebrang ke Pulau Untung Jawa, ongkosnya Rp 7.500 sekali nyebrang. Kira-kira 25 menit sampai di pulau. O ya, tanya-tanya aja orang disana, tempatnya perahu nyebrang ke pulau yang biasa ngangkut sayur! Soalnya kalau salah tempat, bisa dimahalin berkali-kali lipat. Sewa perahu untuk mancing juga sebaiknya jangan di Tanjung Pasir, tapi cari aja di pulau, jauh lebih murah juga lebih jujur mengenai lokasi spot ikan dan tidak bersungut-sungut dalam membantu pemancing pemula seperti saya...hehe...
Sampai di pulau, langsung pindah ke kapal kecil untuk mancing ketengah laut...enjoy fishing deh.
Dipulau Untung Jawa, ada juga lokasi tempat bermain untuk anak-anak, bisa sambil berenang di pinggir pantai. Airnya lumayan jernih dibanding pantai Ancol, tapi masih lebih jernih di Pulau Pramuka dan sekitarnya (masih sekitar 1 jam lebih ke tengah laut dari Pulau Untung Jawa). Kalau kita menginap dipulau, bisa juga...sebagian penduduk disana ada yang menyewakan kamar ataupun rumah sederhana sekedar untuk bermalam 1 atau 2 malam. Ratenya sekitar Rp 150rb sampai Rp 200rb untuk kamar permalam, bisa diisi untuk 2 keluarga, lumayanlah untuk piknik murah ke pulau...!! Warung makan dan minuman juga ada kok, gak usah khawatir...menurut saya, kalau belum pernah, asik jugalah piknik bawa keluarga kesini...cukup murah meriah...
Makan nasi dengan sepotong ayam goreng Rp 8rb, lucunya mau beli telor asin eh gak dikasih...katanya gak bagus alias pantangan kalau mau pergi mancing, nanti hasil tangkapannya sedikit...walah, padahal udah ngiler ngeliat tuh telor bebek!
Pulau ini gak terlalu besar, paling-paling hanya didiami sekitar 40-an keluarga, jadi kalau mau mengeksplor seluruh daratan pulau, 30 menit kayaknya sudah bisa keliling semuanya deh. Penduduk pulau menurut saya cukup ramah, malah terkesan lugu dan polos, beda dibandingkan orang-orang didaratan Tanjung Pasir sekalipun (jaraknya hanya sepandangan mata saja).
Kapan-kapan mancing lagi ah...
N' photo-photo juga... :-)

Mendekati Tanjung Pasir, kita beli umpan mancing dulu; udang hidup!
Harganya sekitar Rp 20rb sampai 40rb sekantong.

Perahu yang mengangkut sayur mayur ke pulau.

Berlayar ke pulau.

Perahu yang seperti ini yang kita naiki menuju ke pulau, ongkosnya Rp 7.500 sekali jalan. Lokasinya sama dengan tempat perahu-perahu yang mengangkut sayur mayur dan kebutuhan sehari-hari dari Tanjung Pasir ke Pulau Untung Jawa.

Dermaga Pulau Untung Jawa.



Becak-becak mengangkut barang-barang kebutuhan sehari-hari dari dermaga ke warung-warung di pulau.

Laut biru terlihat di kejauhan.

Perahu ini yang kami naiki untuk mancing ke tengah laut. Sewanya antara Rp 150rb sampai Rp 200rb, dari pagi sampai sore atau malam, tergantung tawar-menawar dan kesepakatannya.


Tulang par Sidempuan.


Lae bapak Clara.

Idaman?

Perahu ini agak gedean, berlayar dari dermaga Muara Angke menuju kawasan Pulau Pramuka. Dulu ongkosnya Rp 25rb perorang (th 2007), 2.5 jam perjalanan.

Ke Pulau Pramuka aku menuju...

Perahu nelayan, cari ikan,...ikan mana ikan...

Kalau yang ini bukan cari ikan, tapi angin laut kali...

Dapat ikan kecil...

Awak perahu nyantai...



Perahu-perahu tambat di dermaga.


Dipulau ada becaknya lho...

Koridor dermaga menuju pulau.

Mancing di pinggir dermaga.

Pacaran di pinggir dermaga asik juga...

Woi wakil rakyat...bagaimana nasibku ini...???

Awak perahu, mati dalam hitungan menit?

Perahu mau bersandar ke tepi.

Perahu untuk kampanye?


Meniti jalan menuju daratan.

Karunia Illahi.

Pantai Tanjung Pasir, agak kotor ya...?!


Bangkai perahu, habis manis sepah dibuang.

Repair n' maintenance.

Tukang gorengan.

Otak-otak...


Sepeda dipagar bambu.

Suasana pantai Tanjung Pasir.

Banyak embeknya juga....mbeeeek...!!

Parkiran motor.

Dari pada bengong, mampir dong!!

Jualannya warung-warung di pantai Tanjung Pasir.

Hasil tangkapan, kecil-kecil ya..?!
Yang gedenya ada juga dong..tapi udah dipisahin mau digoreng, hehe...