Warning:
Tulisan dibawah ini cukup panjang. Lebih baik di skip aja, jumping langsung ke foto-fotonya... :-)
* * * *
Yeah, akhirnya kami backpacking-an juga ke kota dengan julukan "the world's tallest city" itu, Hongkong...!! Hongkong adalah kota dengan gedung-gedung pencakar langit terbanyak didunia. Nomor 2-nya adalah New York.
Seminggu sebelum berangkat saja adrenalin terasa sudah merambah ke seluruh pembuluh vena di badan ini, membuat jakun jadi naik turun gak karuan, hehe... apa coba...?Yup, inilah tantangan kami yang terbesar untuk family adventure backpacking ke LN.
Selama 12 hari dari mulai berangkat sampai pulang kembali kerumah harus dilalui. Gimana ya anak-anak...? Mampukah mereka? Bagaimana kalau mereka sakit..? Berapa uang harus dibawa? Kemana saja selama itu? Berapa banyak pakaian harus disiapkan? Duh, asyiknya kalau adrenalin sudah menjalar seperti itu...
Apa sih yang membuat sedemikian heboh begitu? Biasa aja kan..?! Halah cuma ke Hongkong aja kok...!
Hmm, ya kalo hepeng (uang)-nya gak berseri, dicabut gak habis-habis.. tenang-tenang aja lah... nothing's to be worried.!! Everythings would be allright, money talk..!
Hehe... buat kami jelas worried lah, wong uangnya juga gak sampai dua seri kok...
So, jadi harus bagaimana? Ya enjoy aja lah, life will find the way...
Tetap semangaat... tetap backpacking... horeee....!!
Kami dapat tiket promo lagi dari Air Asia untuk trip kali ini, 27 Juni ~ 8 Juli, 2011, dengan rute Jkt-KL-Macau-KL-Jkt seharga Rp 2,2 juta untuk 4 orang return ticket. Ya, kali ini kami akan berpetualang medley di 3 kota; Hongkong-Macau-dan KL dalam 12 hari itu. Semua kota yang disebutkan itu bebas visa ya untuk pemegang paspor Indonesia. Jadi langsung datang aja, cap paspor, dan go adventure deh...
Setelah hitung-hitung valuenya, akhirnya bisa berjalan juga sesuai rencana: 7 hari 6 malam di Hongkong, 2 hari 1 malam di Macau, dan 3 hari 2 malam di Kuala Lumpur.
Satu kali saya ngobrol sama TKI kita di Hongkong, mereka terperanjat saya bisa dapat tiket semurah itu. Mereka biasanya harus bayar paling murah seharga HKD 3.500 untuk return ticket HK-Jkt-HK. Itu artinya kan hampir Rp 4jt untuk 1 orang..!
Sebelum berangkat, cukup lama juga saya litbang di om google cari-cari penginapan yang murah di Hongkong dan Macau. Gak ada yang murah ya...!!
Pilihan akhirnya jatuh ke Mei-Mei Motel didaerah Mongkok, Kowloon - Hongkong. Ratenya HKD 360 (1 HKD=Rp 1.120) semalam untuk 1 room yang berisi 1 double bed dan 1 single bed. Ya cukuplah untuk kami ber-4. Oya, rate permalam tersebut dikasih Mei-Mei kalo kita ambil stay lebih dari 5 malam ya...
Itu sudah yang termurah yang bisa saya dapat. Kalau mau ambil kamar yang bunk bed pun dihostel lain, yang termurah ya sekitar Rp 120rb/bunk bed-nya. Jadi kalau ber-4 berapa?
Mei-Mei Motel is not bad lah... Walaupun kamarnya super sempit (konon di Hongkong umumnya seperti itu), kamar mandinya ada didalam kamar. Ada free wifi. Tempatnya bersih, aman, gak berisik, dan strategis..! Berada di gedung Sincere House, Argyle Street, persis diseberang ujungnya jalan Ladies Market. Ya, Ladies Market tempat belanja flea market yang terkenal itu...
Ke MTR Mongkok cuma berjalan sekitar 100m saja! Turun dari Motel juga sudah ada bus stop, oya juga toko-toko handphone dan epad. Sekitar 75m, ada pasar Fa Yuen Street Market, dan gak jauh dari pasar Fa Yuen ada goldfish market, flower market, dan Yuen Po Street Bird Garden. Ketiganya yang disebut belakangan ini juga masuk dalam spot wisata things to do/attraction yang ada di Kowloon dari Hongkong Tourism Board lho...
Makanan banyak dimana-mana... Kalau mau ekstrem murah, sekalian aja beli makanan di pasar Fa Yuen. Daging 'B' panggang setengah kilo cuma HKD 20, di Jakarta bisa-bisa 3 kali lipatnya kan..?! Makanan halal juga ada dipasar Fa Yuen itu. Dilantai 2 ada warung Indonesia yang jualan sembako dan makanan lain juga seperti soto ayam, nasi rames, dsb.
Di pasar itu sering kami temui para pahlawan devisa yang berbelanja di pagi hari. Warung Indonesia itupun kami tahu dari mereka. Kalau anda punya tampang melayu, bila bertemu mereka pasti akan saling menatap...ini orang Indonesia bukan ya... Mereka akan mendengar kita berbicara, dan selanjutnya keakraban itu akan muncul dengan sendirinya, hehe...
Karena dekat dari Motel, hari ke-2, ke-3, dst, saya suruh Mami Lukas ke pasar itu untuk beli-beli makanan, biasanya untuk sarapan pagi. Beberapa kali belanja diwarung itu tanpa basa basi, mungkin para TKI itu sudah mulai menatap sinis ke Mami Lukas; anak baru ini sombong beneer ya...!! hehe...
Memang, sebisa mungkin dimanapun ditempat asing kami berada, pasar tradisional selalu menjadi bidikan. Itu hal yang paling mudah untuk mencari items yang unik-unik tapi cukup murah terutama makanannya, selain juga untuk mengkomparasi harga kebutuhan sehari-hari... Itu satu tips ya...
Kembali ke Mei-Mei Motel, sepertinya ini guesthouse yang relatif baru menurut saya. Tempatnya masih rapih, belum kumal walaupun berada di gedung kumal Sincere House itu. Ya, Sincere House sebetulnya adalah gedung apartemen yang sudah cukup lama sepertinya. Kalau dari luar, gedungnya terlihat sudah kusam. Yah, tapi gedung-gedung lainnya (apartemen), disekitar situ memang gak terlalu berbeda kondisinya. Kusam...! Mungkin daerah Mongkok merupakan daerah pemukiman pencakar langit yang pertama dibangun di Kowloon dulunya. Walau terlihat kusam diluar, tapi didalamnya belum tentu lho... pemilik masing-masing flat disitu sudah banyak yang merenovasinya. Kemudian juga banyak yang beralih fungsi bukan saja menjadi tempat tinggal, tapi juga ada yang menjadi cafe, restoran, boxing camp, pub, studio music, salon, hotel, dsb.
Mei Mei, si pemilik motel adalah emak-emak chinese yang sudah setengah baya. Rambutnya curly, kira-kira postur dan tampangnya mirip-mirip Susan Boyle dari British got Talent, hehe...
Reviewnya sih dia agak cerewet dan gak bisa berbahasa Inggris. Yup, kira-kira itu gak sepenuhnya salah. :-) Tapi menurut saya dia cukup baik kok dan perhatian sama anak-anak. Saya sih cukup memaklumi kekhawatiran dia mengenai tamu-tamunya. Biasalah, apalagi culture-nya orang Indonesia, kalau sudah bayar, jadi merasa bisa seenak udelnya aja kan...
Kalau keluar, AC & listrik gak dimatikan, mungkin juga TV masih dalam kondisi hidup. Pemanas air di kamar mandi gak dimatikan. Kamar kotor, buang sampah serampangan...Handuk dijadikan kain pel atau keset kaki. Yah, hal-hal seperti itulah yang kira-kira ingin dia sampaikan ke tamunya untuk tidak dilakukan, ngoceh terus dengan bahasa mandarinnya. Kami sama-sama tersenyum setelah satu hal dia sampaikan. Untuk meyakinkan dia kalau kita mengerti, ya tinggal mengangguk-angguk saja sambil bilang okay...okay... hehe...
Yang jelas, semua yang dikatakannya itu adalah benar. Saya pribadi sejak dulu journey/trip kemanapun, di motel/hotel kelas apapun selalu berusaha menjaga hal seperti itu. Bagaimanapun itu adalah kamar yang kita tempati sementara ini, so jagalah kebersihannya, paling tidak kita berempati sama yang membersihkannya. Listrik, air dipakai seperlunya. Kalau tidak mereka akan sulit bertahan dengan rate murah, sehingga menaikkan harga. Kan kita juga para backpacker mania ini yang susah jadinya... Nantinya akan sulit mencari penginapan yang murah di LN... Tolong camkan itu ya!! hehe...
Kemarin itu kami masuk ke Hongkong dari Macau. Kami dapat penerbangan malam dari Jakarta ke KL, kemudian menginap semalam dibandara dan besok paginya berangkat lagi ke Macau. Pesawat take off tepat jam 7 pagi dan landing di Macau pukul 10:15 (kira-kira 3 jam 15 menit perjalanan). Tidak ada perbedaan waktu antara KL dan Macau ataupun Hongkong. Jadi waktu Jakarta dibanding ke-3 kota itu adalah 1 jam lebih maju. Kalau di Jakarta pukul 10 pagi, artinya di Hongkong sudah pukul 11 pagi.
Sampai di bandara Macau, kami tukar dulu beberapa RM (Ringgit Malaysia) ke MOP (Macau Patacca, mata uangnya Macau) seperlunya saja untuk naik bus nanti ke pier. Oya, kalau punya recehan HKD (Hongkong Dollar) juga sebetulnya bisa. HKD bisa digunakan sebagai mata uang di Macau, tapi sebaliknya MOP gak bisa digunakan di Hongkong ya...!! Ratenya terhadap rupiah hampir sama saja untuk keduanya. Jadi sebaiknya pegang HKD saja, jangan banyak tukar MOP. Kami sih sebetulnya tukar MOP juga karena ingin koleksi mata uangnya.
Keluar dibandara, kami naik bus no. AP1 menuju ke ferry pier yang ke Hongkong. Ongkosnya kami kasih aja MOP 10 untuk ber-4 dari airport ke pier. Sebetulnya, ongkosnya adalah MOP 4 untuk 1 orang dewasa, dan juga bagasi besar dihitung sebagai 1 orang penumpang lho. Tapi kami cuek aja kasih MOP 10 itu, setelah sebelumnya kita show off tanya-tanya pakai bahasa Inggris ke sopir kalau kita minta diturunkan di pier yang ada ferry-nya menuju ke Hongkong.
Yup, supirnya gak bisa bahasa Inggris! Penumpang yang lain yang kasih tau kalau bus ini nanti akan melewati pier, so don't worry katanya... Itu tips ke-2 ya, kalau nilainya tidak signifikan, sopir biasanya akan diam saja dari pada repot harus buka kamus English, hehe...
Masalahnya kita harus punya uang pas untuk bayar bus. Kalau kami ber-4 harus bayar MOP 15, bayar pakai pecahan MOP 20 tidak akan ada kembaliannya. Harus uang pas. Jadi kasih aja nilai MOP yang lebih kecil, MOP 10. Di Macau, Hongkong, Jepang, Singapore, dan sekarang juga di Kuala Lumpur, kalau naik bus bayar cash ya begitu... harus pakai uang pas, langsung dimasukkan ke kotak uangnya. Kalau tidak sopir gak akan kasih kembaliannya.
Oya, sebetulnya bisa gratis lho dari bandara ke pier di Macau. Caranya; dari bandara naik aja bus gratisan dari hotel-hotel berbintang yang ada di Macau. Hampir semua hotel-hotel berbintang di Macau menyediakan transportasi bus gratis dari hotel ke bandara atau dari hotel ke ferry pier (jangan salah ya; ada 2 pier/pelabuhan --> yang ke HK dan yang ke China Mainland). Jadi dari bandara menuju hotel (yang banyak busnya sih hotel Venetian). Trus dari hotel naik lagi bus hotel yang gratis itu menuju ke pier (tapi harus pindah bus). So, gratis kan...?!
Kenapa kami gak pakai metode itu? Karena makan waktu..lama! Bawa tas juga berat, blom lagi anak-anak... Dengan bus AP1, bayar MOP 10 (sekitar Rp 11rb), kami ber-4 sukses sampai ke pier dengan cepat.
Pukul 11:45 kami sampai di Macau Pier. Schedule berikutnya jam 12:00 ferry sudah harus berangkat ke Hongkong. Wah, buru-buru deh... kan harus antri imigrasi lagi untuk cap paspor di pier ini.
Sebelum mengambil tiket, kita harus menetapkan dulu tujuan kita di Hongkong. Ada 3 tempat pelabuhan yang berbeda disana, yaitu: Tsim Sha Tsui di Kowloon, Sun Tak Centre di Hongkong Island, dan Tuen Mun di New Territories. Lihat peta.
Karena kami menginap di Mei-Mei Motel di Mongkok-Kowloon, maka kami ambil ke jurusan Tsim Sha Tsui-Kowloon. Yang termurah kami ambil operator ferry dari First Ferry (ada beberapa operator ferry). Tiketnya sama antara dewasa ataupun anak-anak; HKD 158 untuk sekali jalan. Perhatikan jadwal/time tablenya, karena harga tiket malam berbeda harganya (lebih mahal). Juga harga tiket sebaliknya dari Tsim Sha Tsui (TST) ke Macau berbeda, lebih murah; HKD 151 sekali jalan untuk rate siang hari.
Perjalanan dari Macau ke Hongkong atau sebaliknya ditempuh dalam waktu hanya 1 jam saja. Ferry-nya cukup cepat melaju diatas laut. Saya perhatikan badan kapal sepertinya tidak menyentuh air, hanya bagian belakangnya saja yang berada di laut. Ngebut sekali...! Penumpangnya mungkin bisa mencapai 100 orang lebih lho...
Kondisi ferry didalam cukup bersih. Ada warungnya juga yang menjual makanan atau minuman ringan. Gak terlalu banyak guncangan-guncangan di dalam ferry, bisa tidurlah selama diperjalanannya.
Sampai di Tsim Sha Tsui, ferry pier langsung nyambung ke mal di Gateway tower 2. Jadi kita langsung masuk mal. Kami makan siang di mal itu dengan porsi yang cukup besar dengan lauknya juga yang lumayan banyak seharga HKD 27/porsi. Saya pikir cukup murah lah... Ini didalam mal ya, nasinya banyak, sayurnya berlimpah, lauknya pun cukup banyak. Saya lupa nama restorannya, tapi yang pasti tempatnya begitu keluar (sudah didalam mal), belok kiri, kira-kira 20 meteran disebelah kanan ada food court. Nah kalau kita menghadap ke foodcourt itu, restorannya ada diujung depan mentok (yang paling ramai).
Habis makan siang, setelah tanya-tanya gimana menuju ke Sincere House, Argyle Street tempat Mei-Mei Motel, pilihannya cuma ada 2; naik taksi dengan damage cost berkisar HKD 50 atau naik bus yang ternyata terminalnya ada dibasement gedung itu dengan biaya HKD 5 per orang dewasa (anak-anak bayar setengahnya). Ya kami pilih naik bus lah... Karena belum punya kartu Octopus (semacam EZ Link card-nya Singapore), kami bayar cash diatas bus HKD 15, sampailah kami di Mongkok, Sincere House. Oya, jangan lupa ambil Hongkong City map diresepsionis mal. Kalau di ferry office saya cari-cari gak ada! Dilantai 2 ada resepsionisnya, dilantai 1 juga ada resepsionisnya, minta aja peta disitu. Langsung minta 2 sekalian buat cadangan, kalau gak dikasih minta lagi yang dilantai 1, kan sekalian turun ke arah basement untuk naik bus atau taksi.
Sopir bus di Hongkong pada kuya-kuya ya! Bawa busnya ngebut terus, harus hati-hati - selalu pegangan kalau berdiri. Hmm, kemarin itu kita sudah kasih tau mau turunnya dimana, si sopir juga sepertinya sudah ngerti n' said okay...okay... (diresepsionis kita tanyain direction menuju Mei-Mei Motel, kita kasih alamatnya dan resepsionisnya kasih tulisan kanji ke kita, dia bilang; kasih aja tulisan ini ke sopir bus, dia pasti ngerti..), eh gak taunya kelewatan juga..! Untung kita selalu perhatikan jalan, baca nomor dan nama jalan, sampai sadar kalau kita sudah kelewatan...untung cuma lewat 1 bus stop aja kayaknya. Jadilah kita jalan mundur sekitar 400 meteran di hari yang hujan itu dengan semua gembolan backpack kita tanpa payung... So, jangan terlalu pede dengan sopir bus Hongkong, tetap perhatikan jalan...!! Oya, busnya naik yang no. 3A ya... bus double decker (bus tingkat).
Curah hujan di bulan Juni & Juli cukup tinggi disana, dan sekitar Juli~Agustus adalah musim taifun. Alhasil, 3 hari berturut-turut hujan turun dari pagi hingga sore, dari mulai cuma gerimis sampai yang cukup lebat. So, jadinya bandar payung kudu harus beli payung deh disana...
Menurut obrolan dengan TKI, paling asyik menikmati kota Hongkong ya sekitar bulan Oktober lah... Dibulan itu relatif tidak ada hujan. Udara-nya pun sejuk semilir. Mantaplah buat round-round... Saya sendiri kurang tahu, kapan waktunya peak atau bukan peak season di Hongkong? Sepertinya hampir sama saja ditiap bulan-nya kota itu selalu dibanjiri wisatawan sepanjang tahun. Hongkong gitu lho...
So, kemana saja kami selama di Hongkong?
Yah, sebetulnya sejak awal juga kami cuma planning di-2 tempat saja yang harus merogoh kocek untuk membayar submission fee-nya (tiket masuk), yaitu; Hongkong Disneyland dan The Peak. Yang lainnya, ya free.. alias gretongan..!!
Sebenernya sih gak free-free amatlah... kan ada transportation fee-nya; naik MTR (subway), bus, Star Ferry, Ding-Ding (tram), n' Taxi. Ya, hampir semua moda transportasi sudah kita coba lho... cuma 1 yang belum; kereta gantung di Ngong Ping!
Hmm, apa aja tuh jalan-jalan yang gratisan di Hongkong? Yang pasti, kalau cuma jalan kaki aja keliling-keliling kota ya gratis lah itu, hehe...
Iya, tapi itu betul lho... jalan kaki aja keliling-keliling. Hampir diseluruh sudut kota Hongkong ada toko-nya! Semua elektronik apa aja ada disana, dimana-mana. Pakaian, tas, sepatu, pernak-pernik murah, banyak dimana-mana. Tsim Sha Tsui, Mongkok, Stanley Market, Temple Street, Ladies Market, sepanjang Nathan Road, Causeway Bay... Banyak n' hebohlah pokoknya... tapi hati-hati ya, gak terasa nanti belanjaan ternyata sudah 1 karung. Terpaksa harus beli koper baru untuk bawa pulangnya. Hati-hati...!!
Kemarin itu sih, MamiLukas sudah keblinger matanya lihat itu-lihat ini disana... Harus ditepok dulu punggungnya 3 kali, baru setannya keluar, hehe...
Kami cuma shopping in last minutes sebelum cabut ke Macau. Hanya beberapa potong pakaian dan tas-tas cewek aja yang kami angkut, gak sampai 1 karung. Masih muat di Deuter 70ltr kami.
Oya, kami memang gak bawa pakaian banyak-banyak kok. Di laundry aja disana... Minimal 8 pound (kira-kira 4 kg)=HKD 40. Setiap kelebihan 1 pound-nya, harus tambah lagi HKD 5. Lumayanlah, gak perlu bawa pakaian banyak-banyak. Kami 2 kali laundry pakaian disana, dan di KL (kuala lumpur) juga 1 kali laundry. Disetiap area pasti ada jasa laundry-nya, tanya-tanya aja ke hotel anda menginap...
Selain window shopping, juga culinary donk... ini juga asyik kan..?!
Yang seru, kita gak bisa baca tulisan kanjinya. Kalau ada gambarnya masih mending, tinggal pilih dari fotonya. Kalau enggak gimana?
Ada 2 cara: lihat kiri-kanan orang yang makan, lalu bilang ke waiternya; saya mau "itu..!".
Atau lihat tulisan HKD-nya saja. Harga paling rendah, biasanya itu untuk minuman. Kalau harganya sekitar HKD 5, itu berarti sayuran (1 porsi sayur sawi misalnya). Harga yang middle dan tertinggi, itu pastilah menu utamanya.
Coba deh, tunjuk aja sesuai panduan harga tersebut, tinggal tunggu apa gerangan yang akan disajikan? hehe...
Untuk yang muslim memang agak susah mencari makanan yang halal disana. Kalau warung-warung makan biasa dengan tulisan-tulisan kanji seperti itu biasanya mengandung daging babi sih... Sebetulnya ada juga menu favorit lainnya seperti Peking Duck, seafood, ataupun steak daging sapi. Disana banyak lho orang Indonesia, suka papasan dijalan pake bahasa Jawa. Tanya-tanya aja ke mereka warung-warung makan yang halal. Jangan malu bertanya...
Kalau gak mau repot dan aman, masuk aja ke McDonalds, KFC, atau Burger King. Kami beberapa kali beli makanan di McD (karena anak-anak lihat McD sign..), harganya kira-kira HKD 20-an kok, hampir sama saja dengan di Jakarta. Cuma McD disana gak ada nasinya ya..!
Berikut, kira-kira harga-harga makanan di Hongkong:
Egg tart, HKD 4/pc
Roti tawar kismis, HKD 10
Aqua 800ml, HKD 5
Sugar can (air tebu) 1 gelas besar, HKD 10
Soya drink 1 gelas besar, HKD 10
Ice tea (teh pake susu pake es) HKD 2.5
Mie instant seperti pop mie tapi besar, HKD 11
Sate octopus, HKD 10 - banyak spot yang jual makanan tusuk-tusukan seperti sate octopus ini.
Bapao, HKD 4
Makan siang yang murah: Noddle/mie (HKD 10~18), kalau nasi lebih mahal (HKD 25~35).
Kami ber-4 biasanya pesan 3 porsi (untuk makan siang/malam); 2 noodle dan 1 nasi, plus minumnya -> damage cost berkisar HKD 50~65.
Yang perlu diketahui, umumnya warung makan tidak menyediakan minuman dengan gratis. Tapi kita boleh kok bawa minuman sendiri. Juga tisu umumnya tidak disediakan ya...
Kalau mau beli minuman; aqua, bir, coke, juga; cookies, pop mie, cemilan, sabun, odol, dsb, ke supermarket aja. Jangan ke seven eleven. Supermarket yang murah disana salah satunya adalah "Market Place", ada dimana-mana; salah satunya di Exit C3 - Mongkok MTR. Lebih murah dibanding seven eleven.
Kami kalau beli aqua disitu langsung beli yang 5 liter, trus diisi ulang ke botol aqua ukuran kecil, jadi lebih hemat! hehe...
Udah ah ngomongin makanan dan window shoppingnya. Trus kemana lagi jalan-jalannya yang gratisan..?
Eh iya, sebelum lebih jauh kita jalan-jalan di Hongkong, sebaiknya kita beli Octopus Card saja terlebih dahulu, yaitu kartu serba guna untuk bepergian dengan bus atau subway (MTR), disamping juga beberapa kegunaan lainnya seperti untuk bayar parkir, belanja, dsb.
Harga perdana octopus card adalah HKD 150 untuk dewasa, dimana yang HKD 50-nya adalah nilai deposit kartunya. Jadi nilai kartu yang bisa digunakan untuk naik bus atau kereta adalah HKD 100. Kalau nilainya sudah mau habis, octopus card bisa di top up di mesin tiket yang ada di MTR, atau kalau gak tahu caranya, bisa juga ditop up ke customer servicenya di loket pembelian seperti saat kita beli kartu perdananya. Nilai minimum untuk top up-nya adalah HKD 50.
Oya, kalau untuk children fare, nilainya setengahnya ya... kartu perdana untuk children adalah HKD 75 dengan nilai deposit HKD 25. Begitu juga ongkos naik kereta atau bus untuk anak-anak adalah setengahnya harga yang dewasa. Kalau kelak nanti kita sudah mau pulang, keluar dari Hongkong, octopus card itu bisa kita refund atau kita tukarkan kembali dengan uang cash. Dihitung berapa nilai sisanya, ditambah nilai depositnya.
Nah, sekarang kemana nih jalan-jalannya..? Banyak kok:
Spot yang wajib dikunjungi adalah Avenue of Star sampai Harbourfront Mall. Free admission lho...
Inilah Hongkong! Begitulah kira-kira kata hati kita berbicara kalau kita sedang berdiri dan memandang apa yang ada didepan kita... ya, itulah trademark kota Hongkong, pemandangan gedung-gedung bertingkat dipinggir laut yang banyak kita lihat fotonya dimajalah-majalah atau koran. Siang hari atau malam hari, sama bagusnya untuk dikunjungi. Lebih baik datang sore menjelang senja. Malam hari pk 19:00 akan ada pertunjukkan sinar laser dari gedung-gedung bertingkat itu. Gedung-gedung yang nota bene berjarak sangat berjauhan satu sama lainnya itu bisa kompak menarikan sinar laser yang meliuk-liuk di langit kota Hongkong mengikuti irama lagu tradisional China yang diperdengarkan. Itulah Simphony of Lights!
Asyik juga berlama-lama duduk disitu memandangi gedung-gedung pencakar langit Hongkong.
Tidak salah kalau Hongkong dijuluki "the world's tallest city" atau "Asia's world City". Disinilah business hub (jantung perekonomian) asia selain Tokyo, Seoul, Taipei, Shanghai, dan Singapore.
Anda bisa datang kesini setelah sebelumya puter-puter dulu di Kowloon Park. Taman cantik yang ada diwilayah Kowloon (taman sejenis ada lagi diwilayah Hongkong island, namanya Hongkong Park). Kalau naik MTR turunnya di Tsim Sha Tsui station. Dari Kowloon Park, bisa jalan kaki ke Avenue of Stars itu.
Di Kowloon Park ada tempat bermain anak-anak (children's playground), maze garden, chinese garden, bird lake, discovery playground, sculpture walk/garden, piazza, aviary, juga ada swimming poolnya.
Kalau saya sih senang mengeksplor taman cantik seperti ini, gak tahu deh kalau anda...?
Atau sebelum datang ke Avenue of Star di sore hari, bisa juga di siangnya kita mengeksplor Hongkong Park yang berada di Hongkong Island (pulau diseberang).
Kalau mau kesana, naik MTR turun di Admiralty station Exit C1. Naik bus juga banyak kok yang kesana, tanya-tanya aja...
Apa aja yang ada di taman itu? Yah, kira-kira mirip lah seperti yang di Kowloon. Kalau Kowloon Park luasnya 13.5 ha, maka Hongkong Park cuma 8 ha saja.
Nah, kalau selesai dari Hongkong park mau menuju ke Avenue of Stars di Kowloon, yang asyik naik Star Ferry saja. Ongkosnya cuma HKD 2 saja (senin~jum'at). Naik ferry nyeberang selat dari Central ke Tsim Sha Tsui, cuma 10 menit aja kok... tapi asyik lah kalau untuk wisata.
Oya, air laut di Hongkong cukup jernih terjaga lho, enak melihatnya... gak seperti teluk Jakarta, amit-amit deh...!!!
Kalau mau.. sebelum ke Hongkong Park, anda bisa juga jalan-jalan sebentar ke mid level pakai escalator terpanjang didunia. Ya, escalator itu panjangnya 800 meter dari Central ke mid level - western distric, yang tinggi vertikalnya mulai kita naik escalator itu sampai diujungnya adalah 135 meter high. Kalau anda naik ferry dari Tsim Sha Tsui ke Central, begitu sampai tanya aja direction ke escalator yang ke mid level.
Tapi escalator itu cuma satu arah ya... dari bawah menuju ke atas saja. Sebaliknya kalo dari atas mau turun kebawah, ya harus jalan kaki.
Kemarin itu, begitu sampai diatas, kami malas turun karena sudah capek sekali untuk berjalan. Akhirnya kami naik taksi deh (berhubung gak ada bus yang melewati mid level).
Naik taksi dari atas (sebetulnya gak sampai mentok diatas sih...) ke Peak Tram lower terminus, eh ongkosnya ternyata cuma HKD 18 saja (± Rp 20rb). Begitu naik taksi, argonya sudah menunjukkan HKD 18, dan gak berubah sampai ditujuan. Memang sih jaraknya sepertinya gak begitu jauh. Kami kasih HKD 20, eh dikembaliin lho HKD 2... padahal awalnya kami agak khawatir juga, karena penampilan sopir taksinya kayak anggota TRIAD Hongkong; pake kacamata hitam gelap, lagi gigit-gigit tusuk gigi di mulutnya, kepala cepak, persis kayak mafia Hongkong, TRIAD..!!
Tidak jauh dari Hongkong Park juga ada Hongkong Zoological and Botanical Gardens. Tapi sayangnya kami gak sempat ketempat ini, padahal sudah dekat sekali ya and free admission juga...
Oya, baik di Hongkong Park maupun Kowloon Park banyak disediakan tempat kucuran untuk air minum ya, gratis... kemungkinan juga hal yang sama ada di Zoological and Botanical Gardens itu. Jadi, kalau bekal minum habis, jangan khawatir... isi ulang aja di sana. Airnya betul-betul layak minum kok, terasa dari bau dan rasanya.
Di Central itu kita juga bisa merasakan pengalaman naik gedung perkantoran di Hongkong. Ada 2 gedung yang umumnya dikunjungi para turis iseng seperti kami ini, yaitu; Bank of China building (lantai 43) dan 1IFC (One International Finance Centre) dilantai 55, kantornya Information Centre of Hongkong Monetary Authority (HKMA).
Kedua gedung itu merupakan landmark kota Hongkong. Gedung Bank of China bentuknya sangat khas, kalau malam bercahaya dengan garis-garis diagonal sepanjang tubuhnya. Sedangkan 1IFC adalah gedung tertinggi di Hongkong (ada 88 lantai). Waktu itu, kami hanya berkunjung ke Bank of China saja. Norak ya, naik-naik gedung kayak begitu...?! hehe...
Lihat-lihat aja di peta direction menuju kesana, gak sulit kok.
Kemana lagi ya yang gratisan?
Di Hongkong ada city tour dengan Big Bus Tour atau Hop On Hop Off Bus, yaitu bus double decker yang bagian atasnya (deck atas) biasanya terbuka itu lho... saya cek di websitenya, harganya USD 41 untuk 1 orang dewasa city tour 24 jam.
Tapi di Hongkong juga ada Ding-Ding! Jalur tram dalam kota yang beroperasi menyatu dengan moda transportasi lainnya di jalan raya. Ding-Ding atau tram ini sangat antik lho... Dia sudah beroperasi lebih dari 100 tahun melayani penduduk Hongkong khususnya di Hongkong Island.
Kondisi tramnya pun sampai sekarang kira-kira hampir sama. Masih terbuat dari kayu, betul-betul antik! Ongkosnya? Nah ini dia... cuma HKD 2 saja per orang, jauh-dekat.
Kami naik Ding-Ding ini ambil jalur terjauh dari ujung ke ujung sambil lihat-lihat pemandangan kota dan segala aktifitas penduduknya. Duduk di-deck atas dengan ditemani tiupan angin sepoi-sepoi jadi bikin ngantuk. Ya, kaca jendelanya bisa digeser sehingga terbuka lebar (rata-rata kaca jendela Ding-Ding memang sengaja dibuka lebar karena tram ini tidak ada AC-nya dan jalannya pun gak bisa terlalu ngebut seperti bus), jadi bisa bebas memandang-mandang, seakan-akan kita ada di bus Hop On Hop Off itu, hehe... hanya HKD 2!! Jarak dari ujung ke ujung itu lumayan jauh lho... mungkin waktu tempuhnya lebih dari 1 jam, padahal relatif gak ada hambatan dijalan (gak macet). Kalau naik Ding-Ding, jangan salah ya.., naiknya lewat pintu yang belakang dan keluarnya dari pintu yang depan sambil gesek octopus card kita sebelum turun.
* * * * *
Di terminal LCCT Kuala Lumpur kami harus menginap semalam, tepatnya kira-kira 7 jam saja. Terminal ini kurang nyaman untuk penumpang transit seperti kami. Semua kursinya ada sandaran tangannya, jadi gak bisa rebahan untuk tidur. Mungkin pengelolanya memang men-disain seperti itu; tidak boleh tidur dikursi bandara. Tapi saya pribadi menilai itu kurang bijaksana. Di airport lainnya; Kansai Jepang, Singapore, Jakarta, Bali, Phuket Thailand, Macau, HCMC Vietnam, kita bisa transit dengan tidur rebahan dikursinya. Bench-nya tidak ada sandaran tangannya. Nyaman..! So, kemarin itu di LCCT-KL kita gelar aja jaket & handuk dilantai. Tidur deh... untung anak-anak cukup tough dan memahami kelakuan/kemampuan babe-nya, hehe...
Tas Deuter 70+10 ltr dibelakang saya itu beratnya kira-kira 23kg. Tas kamera yang didepan mungkin sekitar 2.5 kg. Si Timmy beratnya sekitar 18 kg. Tas backpacknya si Timmy sekitar 2kg. Si Timmy bilang dari atas; Papi... as a robot, I controlling you..!! Dia bilang in English ya... Sambil pegang rambut saya dengan 2 tangannya. Kalau belok kiri, rambut sebelah kiri ditarik kebelakang, begitu juga kalau mau belok ke kanan...
Kamar Mei-Mei Motel, 1 double bed & 1 single bed. HKD 360/malam. Cukup untuk kami ber-4.
Kamar tidur dan bath roomnya super mini, sempit sekali..! Tapi itulah salah satu sensasi Hongkong, hehe...
Bird view dari kamar motel ke jalanan dibawah (Argyle street).
Setiap hari Rabu, kita bisa masuk hampir diseluruh museum-museum di Hongkong dengan gratis lho... Ya, gratis sodara-sodara! So tau dong apa kegiatan kami pas di hari Rabu? Hehe...
Gak perlu dibahas lah ya...
Diorama di Hongkong Museum of History. Setiap hari Rabu, hampir disemua museum-museum di seluruh Hongkong bisa kita masuki dengan gratis. Ya, free admission only on Wednesday. Jadinya satu harian di hari Rabu, kami masuk ke 4 museum sekaligus; Museum of Art dan Space Museum dilokasi yang berdekatan, serta Museum of History dan Science Museum dilokasi yang saling berdekatan juga. Kalau diluar hari Rabu, ya harus bayar. Science Museum saja admission fee-nya HKD 25/orang. Lumayan kan, hehe...
Museum-museum di Hongkong (review dari 4 museum yang kami masuki), ada di level world class menurut saya. Tertata sangat rapih, bersih, well managed. Iris kuping saya kalau di Indonesia bisa dikelola museum seperti itu...
Saya pernah masuk di Osaka Museum of History di Jepang. Tata kelolanya kira-kira mirip sekali. Two thumbs up..!!
Ini juga di Hongkong Museum of History. Beginilah bentuk kamar dan perabotannya penduduk Hongkong sekitar tahun 50~60an.
Si Timmy paling susah di ajak narsis sama-sama...
Ini pesawat beneran yang digantung di ruangan Hongkong Science Museum. Pesawat Cathay Pacific era tahun 60an mungkin...
Ini salah satu atraksi yang paling ditunggu di Hongkong Science Museum. Dengan prinsip gravitasi, bola-bola merah itu turun dari ketinggian menuju kebawah melewati serangkaian jalur yang bisa menimbulkan efek suara ataupun energi lainnya dari konversi gravitasi tersebut.
Timmy sangat excited sekali di Science Museum. Banyak hal yang langsung bisa tervisualisasi sehingga bisa dimengerti anak-anak dengan lebih mudah.
Lorong cermin.
Einstein sedang menerangkan mengenai bahan-bahan ber-explotion... Einstein disitu adalah robot lho... bisa bergerak dan bersuara. Mulutnya bergerak sesuai suaranya, matanya berkedip-kedip...
Ini Dino skeleton...
Dari bentuk yang terkecil (ovum) sampai menjelang dilahirkan diperagakan disini. Anak-anak sangat takjub...
Bird market di Yuen Po street, gak terlalu jauh dari motel.
Goldfish market juga gak jauh dari motel. Banyak display ikan-ikan hias lengkap dengan akuariumnya disini, bagus-bagus...
Suasana jalan disamping gedung Sincere House.
Sight-seeing terrace di lantai 43 Bank of China Tower. Daerah central, Hongkong island. Orang umum boleh naik ke lantai 43 dari bangunan yang merupakan salah satu landmark-nya kota Hongkong ini. Lumayan bisa juga naik ke gedung bertingkat perkantoran disana. Walaupun sightseeing terracenya cuma disatu sisi saja (tidak keliling), tapi cukuplah buat pengetahuan dan pengalaman anak-anak. Kalo kesini harus bawa paspor ya, nanti dicatat diresepsionis, barang-barang discan seperti di bandara, kemudian kita dikasih kartu pass-nya untuk naik keatas. Ini satu yang gratisan ya, hehe...
Avenue of star. Banyak plakat dan cap jari para bintang film Hongkong dari jaman Bruce Lee sampai Jet Li. Dari tempat ini juga dimalam hari (pk 19:00) kita bisa menikmati Symphony of Lights yang tekenal itu, gratis!
Ini salah satu spot tempat ngumpulnya TK Filipino disana. Jadi kalo libur mereka ngumpul-ngumpul, main kartu, tidur-tiduran, chatting di facebook, dsb beralaskan karton kardus bekas. TKI kita juga seperti ini, kebanyakan sih mereka basenya di daerah Causeway Bay di Hongkong Island. Saya salut sama pemerintah Hongkong, meski jadi kelihatan kumuh, tapi mereka gak diusir lho..!! Foto diatas diambil di One Finance Centre building. Mal-nya cukup mewah, tapi jalan dikoridor menuju kesananya ya seperti foto diatas. Orang Hongkong sepertinya sangat menghargai para TKA (tenaga kerja asing) ini. Mereka dibayar cukup murah, tetapi ikut menjadi tonggak-tonggak perekonomian metropolitan Hongkong. Ada rumour yang bilang; kalau anda bertanya pakai bahasa Mandarin, mereka akan menjawab sekenanya saja. Pakai bahasa Inggris, sama saja! Tapi kalau anda bertanya pakai bahasa Jawa, mereka akan menuntun kita sampai ke tujuan kita, haha...
Ini salah satu bangunan landmark kota Hongkong. Diambil dari eskalator terpanjang didunia (sekitar 800m), dari luar gedung One Finance Centre tersebut (di Central) ke mid level yang agak berbukit nanjak.
Papan petunjuk seperti ini banyak bertebaran didekat-dekat spot wisata atau landmark kota Hongkong. Ikuti saja arahnya, sampai deh...
Peak tram lower terminus. Jalur tram ini sudah cukup lama beroperasi, sejak 30 Mei 1888, lebih dari 120 tahun! Tramnya cuma ada 2 rangkaian. Sekitar 10 menit sekali, tram ini datang menjemput kita menuju The Peak, spot wisata diatas bukit tempat berleha-leha memandangi gedung-gedung bertingkat dibawahnya. Ada sensasi tersendiri naik tram ini lho... tramnya naik dengan sudut kemiringan sampai 40 derajat!
Foto ini diambil dari The Peak. Angle sejuta umat, hehe... sayang waktu itu cuaca mendung gak karuan.
Symphony of Lights, diambil dari avenue of star.
Gedung yang paling jangkung adalah 1IFC, sedangkan disebelah kiri yang bergaris-garis diagonal dibadannya itu adalah gedung Bank of China.
Corridor menuju Cotton Tree Drive Marriage Registry di Hongkong Park. Banyak yang bisa dinikmati di Hongkong Park. Masuknya juga gratis kok, hehe...
Lukas, Timmy, n' Mami narsis di Hongkong Park dengan background gedung Bank of China, yang lantai 43-nya baru saja kami kunjungi itu.
Mobil Ferarri banyak ditemui dijalanan Hongkong. Suaranya yang khas menderu-deru membahana dan nyaring sekali mengalahkan suara apapun yang ada dijalanan.
Street market di Shau Kei Wan. Iseng-iseng cari makanan disini...
Ladies Market di pagi hari sekitar pk 9. Baru pada beres-beres mau buka. Ternyata pedagangnya banyak yang dari Asia selatan seperti Pakistan atau India. Pegawainya saja (SPG-nya) yang orang Hongkong berhadapan dengan para pembeli. Ladies Market memang tempat terkenal untuk berbelanja barang yang murah di Hongkong. Tapi saya tidak terlalu suka disini. Anda harus benar-benar pintar menawar baru bisa mendapatkan barang yang murah. MamiLukas tertarik dengan satu tas cewek yang agak besar disitu, mereka buka harga HKD 250. Saya bilang tawar aja HKD 50! Harga langsung turun jadi HKD 170. Kami naikin per HKD 10 saja sampai penjualnya ngomel-ngomel dan akhirnya ngasih diharga HKD 100. Itupun gak jadi kami ambil, malas ah... coba cek lagi ditoko-toko seberang jalannya Fa Yuen Market dekatnya Goldfish Market. Banyak lho toko-toko yang murah disekitar situ, harga gak boleh pakai nawar lagi, tapi fair dibanding survey di ladies market sebelumnya.
Saya cuma beli souvenir tempelan kulkas di ladies market. Mereka buka di harga HKD 15 satunya, akhirnya dikasih juga dengan harga HKD 5/pc-nya, dengan catatan - biasalah kalau papilukas yang nawar, pedagangnya pasti ngomel-ngomel, hehe...
Jalanan dekat Fa Yuen street.
Fa Yuen Street Market.
Para perusuh jalanan kota Hongkong, menyeberang zebra cross dekat Mongkok MTR (subway).
Kowloon Park yang asri dan teduh. Juga menjadi spot wisata yang gratisan disana. Hongkong Park dan Kowloon Park hampir sama kualitasnya, cantik dan patut dikunjungi...
Kalau pagi hari dikedua taman itu, kita bisa ikutan Tai Chi sama orang-orang disitu. Sayang kami selalu bangun agak siang terus selama di Hongkong, karena kecapaian advonturir di hari sebelumnya.
Sebetulnya masih ada beberapa spot wisata lagi yang gratisan di Hongkong, diantaranya adalah; Tiger Balm Gardens (pemilik yang sama dengan Haw Par Villa di Singapore), mengunjungi chinese temple (diantaranya yang terkenal; Wong Tai Sin Temple, Man Mo Temple, Po Lin Monastery), ke Aberdeen harbour, Repulse Bay, dan ke Lan Kwai Fong (night scene n' award winning dining, so kalo kesini bagusnya ya di malam minggu/saturday nite..). Mungkin masih banyak lagi yang lainnya, silahkan saja happy searching ya. Hehe...
Untuk wisata yang bayar, ya pasti banyak lah...
Tapi kami cuma pergi ke 2 tempat saja selama disana, yaitu; Hongkong Disneyland dan satu lagiThe Peak (naik peak tram).
Kalau yang Disneyland, nanti dibahas khusus aja ya di dalam chapter tersendiri.
Nah, saya mau cerita tentang The Peak-nya aja:
Kalau mau ke The Peak, anda sebetulnya bisa saja naik taksi (kalau mau cepat), atau naik bus. Ada beberapa no. bus, contoh; bus double decker, no. 15, dari Star Ferry pier ke terminal bus di The Peak, ongkosnya HKD 9.8.
Tapi kalau mau yang orisinil, ya naik "Peak Tram" (biasanya antriii...).
Ongkosnya adalah HKD 40 return ticket untuk dewasa, dan HKD 18 untuk anak-anak. Oya, The Peak adanya di Hongkong island ya... didaerah Central.
Kita bisa juga beli tiketnya yang paket, sekalian masuk ke Sky Terrace. Harganya HKD 65 untuk dewasa, dan HKD 31 untuk anak-anak. Kalau beli terpisah, harga tiket masuk ke Sky Terrace-nya sendiri adalah HKD 30 untuk orang dewasa lho..., untuk anak-anak HKD 15! Jadi kalo ambil yang paket bisa lebih hemat.
Ada juga yang dibundling dengan tiket masuk ke museum lilin Madame Tussauds, jadi HKD 210 untuk dewasa, dan HKD 105 untuk anak-anak. Itu sudah termasuk peak tram pulang-pergi dan masuk Sky Terrace. Mahal ya..!!
Kami gak masuk ke Madame Tussauds. Sepertinya gak worth it lah dengan harganya...
Saya pribadi gak terlalu suka (setelah baca dari review-reviewnya...), apalagi ditambah dengan mahalnya admission fee masuk ke situ. Ah, enggak lah...
Kami jadinya ambil bundle yang sekalian masuk ke Sky Terrace-nya aja.
The Peak itu ya peak-nya kota Hongkong.
Hongkong itu ternyata terdiri dari beberapa pulau yang berbukit-bukit. Dataran yang rendahnya mungkin lebih sedikit areanya dari pada yang berbukit. Bukit-bukitnya juga berstruktur batu-batuan cadas yang keras lho...
Nah The Peak itu ceritanya adalah tempat wisata/piknik para ekspatriat Hongkong pada jaman dulunya (jaman kolonial Inggris). Sebetulnya spot The Peak ini enggak terlalu berada di puncak bukit sekali sih. Masih ada yang lebih tinggi. Tapi dari tempat ini saja pemandangan ke teluk Hongkong sudah sangat indah sekali...
Dulunya, orang-orang kesini harus hiking sambil bawa perbekalan piknik. Yang punya uang, bisa juga pakai jasa "sedan chair", semacam tandu yang digotong oleh 2 orang penandu. Dari bawah sampai ke peak! Gila, gempor gak sih...?!!
Karena makin banyak kaum ekspatriat yang piknik kesini sambil bawa biskuit dan limun juga tikarnya (berat kan jadinya...), maka dibangunlah jalur tram sampai kesana.
Pada 30 Mei 1888, Peak Tram diresmikan dan digunakan oleh publik untuk pertama kalinya. Jadi udah berapa tuh umurnya?
Asyiknya naik tram ini karena sudut kemiringannya sampai 40 derajat lho..!! Jadi ada sensasi tersendiri buat penumpangnya. Gedung-gedung yang kita lewati seakan-akan miring. Naik miring terus sampai keatas... buat yang pertama kali naik, melihat kota Hongkong saja dikejauhan dari dalam tram ini sudah cukup luar biasa rasanya.
Waktu tempuh tram ini mungkin cuma sekitar 3 menit saja. Memang jaraknya gak terlalu jauh kok. Tapi dalam 3 menit itu, kita sudah berada sekitar 550 mtr diatas permukaan laut!
The Peak sendiri sekarang sudah menjadi seperti mal saja kelihatannya. Tapi lebih banyak venue restoran disana. Tempatnya ya lumayan romantis lah untuk dinner sambil lihat terang-benderangnya Hongkong ditemani semilir udara sejuknya pegunungan, wah...
Nah, pemandangannya yang benar-benar plong melihat kebawah adalah dari Sky Terrace itu.
Tempat itu (Sky Terrace) adalah tujuan utama para pelancong yang pergi ke The Peak selain ke museum lilin Madame Tussauds. Sky Terrace juga menjadi tempat paling favorit untuk para fotografer amatir mengcapture kota Hongkong dari ketinggian. Tapi mau jungkir balik gimana juga, angle-nya kayaknya gak jauh dari yang itu-itu aja deh; angle sejuta umat! Hehe...
Kalau mau naik ke Sky Terrace ya harus bayar ya (HKD 30 untuk dewasa).
Sebetulnya kalau mau hemat, ya gak perlu naik/masuk ke Sky Terrace. Disana ada kok spot-spot yang bisa memandang ke bawah dengan lumayan bagus juga (walaupun yang paling bagus tetap dari Sky Terrace..) seperti dari Lion Pavilion.
Kalau mau hiking (gak terlalu berat), anda bisa juga jalan kaki ke Mount Austin (ada playgroundnya). Cocok kalau berpetualang bawa anak-anak kesini. Sayang kemarin kami gak sempat kesini karena sudah keburu gelap, padahal cuma sekitar 10 menit aja jalan kaki dari peak tram station (upper terminus)...
To be continued to 'Hongkong Disneyland'