''Pakailah selalu yang baik dan bersih. Ini penting jika suatu hari kau terpaksa harus menghadapi kejadian yang tak diinginkan,'' begitu nasihat sang ibu...
Dan ibu ini benar. Ketika para tenaga medis mulai berdatangan menolongnya, menelanjanginya untuk memeriksa kakinya yang patah dan kemudian mengoperasinya, orang ini bersyukur, bahwa ia masih konsisten mematuhi nasihat sang ibu; memakai celana dalam yang bersih dan bagus.
Karena bahkan di dalam keadaan terburuk sekalipun, orang masih perlu memelihara kehormatannya. Apa jadinya jika yang ia kenakan adalah jenis celana yang sudah molor kolornya, sudah meranggas di sana-sini, orang ini pasti akan menanggung derita dua kali.
Sudah jatuh, kena aib lagi.
Celana dalam memang sering kita remehkan cuma gara-gara letaknya di dalam.
Saya pernah punya teman yang begitu ingin belajar yoga. Suatu hari, dalam sebuah perjalanan rombongan, kami bertemu dengan seorang guru yoga yang berjanji akan mengajari kami, langsung jika kami sudah tiba di hotel nanti.
Tak cuma sang murid yang bersemangat, guru ini pun jauh lebih bersemangat. Begitu semangatnya, sehingga saat itu juga, begitu baru saja kami tiba di hotel, ia sudah meminta calon murid ini melepas seluruh pakaiannya, kecuali celana dalamnya.
Suasana kemudian menjadi tegang sekali.
Sang murid yang semula amat bersemangat belajar yoga ini jadi terpaku lama mendengar permintaan gurunya. Tapi guru ini sudah terlanjut bersemangat. Ia meminta dan terus meminta agar si murid ini segera menuruti permintaannya sementara si murid masih ngotot berdiam diri saja.
Adakah minatnya tentang yoga redup tiba-tiba? Tidak.
Kawan saya ini cuma kebingungan karena ia memakai celana dalam yang keliru, sudah kumal dan tua, dengan bentuk yang sudah kondor sempurna.
Dan celana ini sebetulnya tak lebih dari setumpuk gombal berlobang.
Dan ketika ia dengan terpaksa membuka seluruh pakaiannya, celana ini akan menjadi sejarah penting dalam hidupnya karena sanggup membuat seluruh ruangan tergelak bersama-sama.
Pasti pengalaman yang mustahil ia lupa.
Bagi anda kaum perempuan ilustrasi berikut ini penting sekali.
Ini terjadi di masa remaja saya, ketika seluruh dari anggota gerombolan kami sedang jatuh cinta secara massal kepada cewek yang sama.
Di dalam komunitas kami, cewek itu begitu cantiknya sehingga menyihir kami semua. Kami bersaing sengit memperebutkan cintanya, tapi agaknya kemalangan harus menghampiri kedua belah pihak hanya karena celana dalam yang dipakainya.
Suatu hari, salah seorang di antara kami, karena begitu kerasnya mendekati cewek ini, sampai bisa mendapatkan keberuntungan berikut ini;
Di sebuah kesempatan ia berdiri tepat di sebelah cewek itu yang tengah duduk.
Dari ketinggian, ia melihat dengan jelas celah di pinggang wanita cantik ini, bentuk celana dalamnya yang sudah demikian merana.
Sabuk elastiknya telah hancur total. Elastik itu digambarkan oleh si kawan yang kurang ajar ini sudah seperti laju ombak pantai selatan, bergelombang dan begitu buruknya.
Apalagi jika bandingannya adalah kecantikan dari seorang wanita yang selama ini membuat kami semua tergila-gila.
Semenjak itu pamor wanita cantik ini redup seketika.
Jika ia melintas, bukan lagi kecantikannya yang menggoda, melainkan celana dalamnya yang molor itu. Gunjingan segera menyebar luas, apalagi sudah lama popularitas cewek ini ditanggapi dengan penuh iri dengki oleh lawan-lawan politiknya.
Secara pribadi, saya sendiri menyesal, kenapa wanita seelok itu masih memelihara celana dalam seburuk itu.
Kadang-kadang, kita memang tidak pernah menghormati celana dalam cuma karena letaknya yang di dalam.
Kita adalah para penyuka kesempurnaan luaran sambil diam-diam suka menyimpan keburukan di kedalaman.
-Sumber asli tidak diketahui-
No comments:
Post a Comment