Kira-kira 1 minggu kami menginap di rumah Ompung Hitcha (Op.nya si Lukas juga) di Medan. Mumpung dapat tiket murah dari Air Asia, Rp 620 rb berempat (4 seat) Pulang Pergi JKT-Medan-JKT, berangkat deh...
Menjenguk Ompung yang sudah mulai sakit-sakitan sepertinya memberikan fresh manna yang langsung terserap menjadi enerji yang luar biasa. Buktinya si Op. Sayang (panggilan buat Op. Boru) yang sudah sangat sulit untuk berjalan tanpa bantuan peralatan, begitu melihat kami datang, langsung menyambut dengan berjalan normal tanpa kursi roda walaupun agak terseok-seok. Selama kami disana sepertinya cuma momen itu saya lihat Op. Boru berjalan tanpa kursi roda ataupun tongkat khusus (berkaki empat yang dipegang dengan 2 tangan).
Rumah Ompung memang sudah tua, dibangun pada tahun 1966 yang konon katanya dibangun dengan tangan sendiri dengan bantuan beberapa sodara. Hmm, luar biasa ya orang jadul...
Dirumah Ompung ini kesannya adem, tapi tetap aja panas terpengaruh udara Medan yang mulai terimbas pemanasan global. Enaknya kalo siang tidur-tiduran dilantai teras depan sambil menikmati sepoi-sepoi semilir angin Medan, hehe...
Selama disana ngapain aja? Ya santai-santai rileks sambil menikmati jajanan kota Medan, ngobrol-ngobrol gossipy, nonton TV, main bola sama anak-anak, motret-motret sudut-sudut rumah Ompung, dan ngacak-ngacak rumah Ompung (kalo yang ini, anak balita yang buat) - tapi si Ompung katanya sih happy-happy aja karena selama ini gak ada yang bisa diberesin karena rumah selalu rapih, paling-paling cuma nyapu aja. Katanya sih ada kebahagiaan tersendiri ngeberesin rumah yang diacak-acak cucu sendiri...ah apa iya?
Yah, begitulah kelakuan kami selama disana..
Ini gambar apa sih?
No comments:
Post a Comment