Sunday, October 26, 2008
Bidden Adieu
Thursday, October 16, 2008
Pengalaman Romantisku
Aku pernah jalan berdua sama cewek yang tidak dikenal. Aku ketemu dia di jalan saat aku jualan koran dulu waktu SMU kelas 1. Waktu itu dia kayak orang bingung gitu lalu aku coba deketin dan nanya.. kenapa kok sendirian. Terus dia cuman senyum aja. Lalu aku beliin es teh di warung seberang jalan. Es teh nya dibungkus 2 buah. Lalu kami minum es bersama di bawah pohon diatas trotoar. kami cuman diem2 aja. Dia manis sekali.
Lalu aku tanya lagi kok kamu keliatan bingung ada apa.. terus dia akhirnya jawab kalo dagangannya baru laku 5 biji. Waktu itu pas 14 Februari dia jualan bunga. Perbatangnya dijual 5 ribu rupiah. Dia bikin sendiri bunga2 itu. Bagus juga. Lalu aku taruh koranku. Aku bantuin tuh cewek jualan bunga di perempatan. Alhamdulillah akhirnya bisa laku hampir habis, sisa 5 biji saja. Aku senang sekali.. trus cewek itu ngasih aku bunga satu biji tapi kutolak... aku bilang biar bunga itu disimpan saja dirumah atau bisa juga dijual lagi. Dia senang sekali.
Dia cewek jalanan, kulitnya hitam dan rambutnya merah terbakar matahari. Tapi dia baik sekali dan seperti apa adanya wanita pada umumnya yang lembut dan penuh kasih. Lagipula dia kudengar selalu nyebut nama Allah selama jualan bunga itu. Entah sudah berapa kali kudengar dia bilang "Alhamdulilah".
Entah dimana dia sekarang ... yah kenangan dulu saat di jalanan. Aku juga sekalian mau bilang sama kalian semua kalau di jalanan juga berlaku hukum alam ... ada baik dan jahat. Tidak semua orang jalanan itu preman .. dan tidak semua preman itu orang jalanan.
-author unknown-
Sunday, October 12, 2008
Dua Orang Negro Dalam Lift
Mungkin bisa buat bahan renungan...
Beberapa waktu lalu di Atlantic City - AS, seorang wanita lugu memenangkan sekeranjang koin dari mesin judi. Kemudian ia bermaksud makan malam bersama suaminya. Namun, sebelum itu ia hendak menurunkan sekeranjang koin tersebut di kamarnya. Maka ia pun menuju lift.
Waktu ia masuk lift sudah ada 2 orang hitam di dalamnya. Salah satunya sangat besar . . . Besaaaarrrr sekali.
Wanita itu terpana. Ia berpikir, "Dua orang ini akan merampokku." Tapi pikirnya lagi, "Jangan menuduh, mereka sepertinya baik dan ramah."
Tapi rasa rasialnya lebih besar sehingga ketakutan mulai menjalarinya. Ia berdiri sambil memelototi kedua orang tersebut. Dia sangat ketakutan dan malu. Ia berharap keduanya tidak dapat membaca pikirannya, tapi Tuhan, mereka harus tahu yang saya pikirkan!
Untuk menghindari kontak mata, ia berbalik menghadap pintu lift yang mulai tertutup. Sedetik . . . dua detik . . . dan seterusnya.
Ketakutannya bertambah! Lift tidak bergerak! Ia makin panik! Ya Tuhan, saya terperangkap dan mereka akan merampok saya. Jantungnya berdebar, keringat dingin mulai bercucuran.
Lalu, salah satu dari mereka berkata, "Hit the floor". Saking paniknya, wanita itu tiarap di lantai lift dan membuat koin berhamburan dari keranjangnya.
Dia berdoa, ambillah uang saya dan biarkanlah saya hidup.
Beberapa detik berlalu. Kemudian dia mendengar salah seorang berkata dengan sopan, "Bu, kalau Anda mau mengatakan lantai berapa yang Anda tuju, kami akan menekan tombolnya." Pria tersebut agak sulit untuk mengucapkan kata- katanya karena menahan diri untuk tertawa.
Wanita itu mengangkat kepalanya dan melihat kedua orang tersebut.
Merekapun menolong wanita tersebut berdiri. "Tadi saya menyuruh teman saya untuk menekan tombol lift dan bukannya menyuruh Anda untuk tiarap di lantai lift," kata seorang yang bertubuh sedang.
Ia merapatkan bibirnya berusaha untuk tidak tertawa.
Wanita itu berpikir, "Ya Tuhan, betapa malunya saya. Bagaimana saya harus meminta maaf kepada mereka karena saya menyangka mereka akan merampokku."
Mereka bertiga mengumpulkan kembali koin-koin itu ke dalam keranjangnya.
Ketika lift tiba di lantai yang dituju wanita itu, mereka berniat untuk mengantar wanita itu ke kamarnya karena mereka khawatir wanita itu tidak kuat berjalan di sepanjang koridor.
Sesampainya di depan pintu kamar, kedua pria itu mengucapkan selamat malam, dan wanita itu mendengar kedua pria itu tertawa terbaha-bahak sepuasnya sepanjang jalan kembali ke lift.
Wanita itu kemudian berdandan dan menemui suaminya untuk makan malam.
Esok paginya bunga mawar dikirim ke kamar wanita itu, dan di setiap kuntum bunga mawar tersebut terdapat lipatan uang sepuluh dolar.
Pada kartunya tertulis: "Terima kasih atas tawa terbaik yang pernah kita lakukan selama ini."
Tertanda:
* Eddie Murphy
* Michael Jordan
-author unknown-
Thursday, October 02, 2008
Balon Sabun
Berapa..? 45rb om. Ah, mahal..gak lah. Tawar aja oom... ya udah, 15rb ya..?! Wah belum dapet oom. Ya udah, gak lah! Ini pake battery om... iya 15rb ya?
Mobil jalan sebentar, eit..lampu merah lagi, berhenti deh.
Si abang jualan mainan nyamperin lagi.
Om, 30rb deh. 15! Ya udah 25 deh buat penglaris... gak ah 15rb kalo mau..!
Ya udah deh om, saya kasih 20rb aja... gimana sih kan saya bilang 15rb?!
Eh lampunya kuning lagi. Ya udah deh oom...saya kasih nih 15rb! Nah, dari tadi kek!
Eh lampunya ijo. Saya yang lagi nyetir terpaksa harus jalanin mobil pelan-pelan karena kita yang paling depan. Rogoh-rogoh dompet gak dapat-dapat, mobil belakang sudah pada klakson...
Wah, besok aja deh...keburu lampu ijo nih!
Ha..ha..ha.. fren, gile juga lo..bisa aja nawarnya?!
Iya, gw sih feeling aja, mainan kayak gitu berapaan sih harganya...lagian gw kalo nawar pasang harga 1/3nya dulu. Saya bilang, kalau abangnya nawarin 90rb, trus elo tawar 30rb dong? Ah, kalo segitu buka harganya gw gak berani nawar fren..!
Eh, sapa sangka 2 hari kemudian waktu pulang bareng sama Kang Ucup akhirnya saya beli juga itu mainan, 15rb!
Nih, si Lukas lagi main tuh balon sabun.