Saturday, September 13, 2008

Sriwijaya Air Tergelincir di Bandara Sultan Thaha Jambi

1 September 2008, Humas JR Cab. Jambi.

Pesawat Sriwijaya Air SJ-062 rute Jakarta – Jambi tergelincir keluar landasan saat mendarat di Bandara Sultan Thaha Jambi pada rabu 27 Agustus 2008 pukul 16.30.

Pesawat dengan penumpang sebanyak 123 orang dan 7 orang awak pesawat (crew). Akibat kecelakaan tersebut, sebanyak 26 orang mengalami luka-luka, yang terdiri dari 24 penumpang dan 2 pramugari. Insiden tersebut juga mengakibatkan 4 orang keluarga petani yang sedang bekerja di ladang sekitar area bandara mengalami luka-luka karena ditabrak pesawat. Seluruh korban yang luka-luka segera dikirim ke Rumah Sakit Asia Medika Jambi untuk memperoleh pertolongan.
Sesuai Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 37/PMK.010/2008 tentang Besaran Santunan dan Iuran Wajib, maka PT Jasa Raharja (Persero) menjamin biaya perawatan seluruh penumpang yang mengalami luka-luka dengan batasan maksimal sebesar Rp. 25.000.000.
from www.jasaraharja.co.id

* * * *



Photo taken on 'the accident' by Yusuf Wahyudi (KTB employee, one of the passenger)

Wah, ngeri ya...kalau denger ceritanya kang Yusuf, saksi kejadian langsung-salah satu penumpang pesawat naas itu. Katanya, waktu landing sih normal aja, gak ada hard landing atau guncangan saat mendarat. Mulus aja. Tapi kok setelah beberapa lama meluncur di landasan, eh remnya sepertinya gak berfungsi. Pesawat meluncur terus tanpa rem! Terus sampai berhenti, ya gak pake rem. Berhentinya karena tertahan ladang sayuran ditanah gembur diujung landasan. Menurut si kang Ucup, pilotnya, kayaknya ngebelokin pesawat ke arah kanan sedikit ke arah ladang sayur-sayuran. Kalau pesawat berjalan lurus aja, ceritanya mungkin lain lagi, soalnya tepat lurus diujung landasan ada rumah-rumah penduduk yang kemungkinan besar bisa tertabrak pesawat.
Hari itu ada 2 orang pegawai KTB (Krama Yudha Tiga Berlian) di pesawat, juga 1 orang Jepang dari prinsipal kita, MFTBC (Mitsubishi Truck & Bus Corporation) yang berangkat ke Jambi dalam rangka business trip urusan kerjaan kantor. Setelah melapor mengalami kecelakaan pesawat, mereka semua diminta segera kembali ke Jakarta (besoknya) walaupun ketiganya gak ada yang cedera, tapi tugas kantor tetap dibatalkan. Besoknya mereka balik ke Jakarta naik airline lainnya, dan pemandangan bangkai pesawat masih terlihat diujung landasan, stress gak sih...!!
Kata Jepangnya, yang kebetulan duduk disisi jendela, rem penahan angin yang ada di sayap cuma satu yang terangkat. Kan harusnya semuanya terangkat untuk fungsi pengereman sesaat setelah landing ya gak?! "Jepangnya" langsung pucat putih, setelah lolos dari maut. Irwan (bosnya si kang Ucup) suaranya langsung hilang! Kalau gue sih cool aja...katanya (nyang bener kang..?!!).
Tapi yang jelas, lewat seminggu setelah kejadian, gak ada sama sekali perhatian dari Sriwijaya Air ke para penumpang shock itu. Boro-boro ganti rugi ini itu, telepon atau surat perhatian tanda maap juga enggak! Akhirnya big boss kita, Mr. Kuwayama meminta dibuat surat resmi ke Sriwijaya Air mengenai hal ini, gak tahu deh berita selanjutnya...
Biasanya kalau business trip kantor kita selalu naik Garuda, tapi berhubung gak ada penerbangan Garuda ke Jambi maka diambil airline lain.
Pokoknya kalau dapat 25 juta uang kaget dari Sriwijaya Air, kita makan-makan ya..!! hehe...
Semprul tuh Sriwijaya Air !!!

No comments: