Weekend minggu lalu saya dan teman-teman komunitas fotografi dikantor offroad ke Ujung Kulon. Rencana awal sih dari Jakarta lewat jalan darat menyisiri pantai sepanjang dari Cilegon/Anyer sampai ke Sumur, kemudian nyeberang dengan perahu ke pulau Handeuleum dan kemudian ke pulau Peucang untuk menginap disana. Konon katanya di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon ini masih banyak wildlife object yang menarik untuk memuaskan hobi foto kita itu. Tapi rencana tinggal rencana, yang berangkat berkurang hampir setengahnya. So, gak jadi deh nyeberang lautan ke pulau-pulau eksotik yang relatif masih jarang dikunjungi itu. Yup, kita cukup sampai di Sumur saja karena pertimbangan biaya. Menurut nelayan-nelayan di Sumur, sewa perahu ke Handeuleum & Peucang untuk 2 hari bisa mencapai Rp 4 jt-an! Yah, berat diongkos itu untuk kami ber-5 yang punya tekad bulat untuk tetap jalan ke UK (Ujung Kulon)...
Jadinya, ya sekitaran Sumur aja (menginap 1 malam). Desa Sumur memang tempatnya relatif belum tersentuh, tapi sebetulnya tanah-tanah sepanjang pantai disana umumnya sudah "dikuasai" orang Jakarta atau Bandung. Orang-orang disana cukup puas hanya sebagai nelayan atau buruh tani. Itupun sepertinya perahu-perahu mereka juga sudah punya orang Jakarta! Hmm...
Ternyata Sumur itu cukup jauh dari Jakarta (kami PP habis 570-an Km). Berangkat dari kantor Jum'at malam pk. 20:00, sampai di Sumur pk 04:30 pagi esok harinya! Yah, itu sudah termasuk waktu yang hilang karena salah jalan selepas Labuan kesana...
Sumur sepertinya sangat berpotensi menjadi daerah wisata di Ujung Kulon. Dari pinggir pantai Sumur itu sudah terlihat pulau Umang yang konon katanya sering dipakai untuk orang-orang berduit dari Jakarta bermain judi kelas kakap. 1 malam saja menginap disana kena charge Rp 1,7 jt. Cukup murah untuk orang-orang berduit yang uangnya gak berseri, tetapi sangat worthit kalau dipandang dari kebebasannya. Tak tahu lah...
Tapi yah... cukup jauh dan melelahkan juga ya kalau kesana. 7~8 jam dari Jakarta. Itupun kalau berangkat malam! Kondisi jalan ke arah sana juga gak sebagus yang dibayangkan mengingat ke arah sana melewati Anyer-Carita-Tanjung Lesung yang kami pikir pasti jalannya selalu dimaintain karena merupakan kawasan wisata. Jalur kota yang dilewati tepatnya adalah: Jakarta-Cilegon-Anyer-Carita-Labuan-Trogong belok kanan-Panimbangan-Pantai lada-Citeureup belok kiri (kalo lurus ke Tg.Lesung)-Cigeulis-Cimanggu-Cibaliung-Ciburial-Sumur. Kenyataannya, banyak juga jalan yang berbentuk kubangan! Mobil Grandis yang kami naiki cukup berjuang keras melewati daerah-daerah itu. Drivernya harus ekstra sabar, karena grandis nyaris seperti sedan, rendah!! Untungnya itu mobil matic yang cukup nyaman ditumpangi untuk 5 orang beserta barang bawaan peralatan fotografi dan pakaian ganti. Saya kebagian bawa dari Sumur di Minggu pagi, eh gak terasa nyopir sampai Jakarta juga.
Minggu pagi berangkat pk. 09:00 dari penginapan/cottage "Rhino" yang bertarif Rp 150rb/kamar (1 cottage ada yang 3 kamar seperti yang kami sewa - kami cuma sewa/bayar untuk 2 kamar saja). Sepanjang dari Sumur sampai Jakarta, berhenti di spot-spot yang menarik untuk melanjutkan hunting foto. Sampai di Jakarta pk. 21:00 malam! Oya, kalau disekitar Labuan, restoran Ibu/Hj Entin sangat kami rekomendasikan. Lokasinya persis di pertigaan/persimpangan jalan Labuan-Carita. Seafood direstoran itu masih berbau air laut alias masih fresh! Coba aja...
Minggu pagi berangkat pk. 09:00 dari penginapan/cottage "Rhino" yang bertarif Rp 150rb/kamar (1 cottage ada yang 3 kamar seperti yang kami sewa - kami cuma sewa/bayar untuk 2 kamar saja). Sepanjang dari Sumur sampai Jakarta, berhenti di spot-spot yang menarik untuk melanjutkan hunting foto. Sampai di Jakarta pk. 21:00 malam! Oya, kalau disekitar Labuan, restoran Ibu/Hj Entin sangat kami rekomendasikan. Lokasinya persis di pertigaan/persimpangan jalan Labuan-Carita. Seafood direstoran itu masih berbau air laut alias masih fresh! Coba aja...
Well, begitulah ceritanya sehingga tercipta foto-foto seperti dibawah ini.