14 Juni 2009, ada reuni akbar SMP 139 (toegalan - satoe tiga sembilan) Jakarta. Mungkin ini reuni akbar yang pertama dari SMP saya dulu. Dari angkatan lulus 1983~2008 dikumpulkan di gedung gelanggang remaja Jakarta Timur - Youth Center. Saya, angkatan lulus 1987, bersama teman-teman seangkatan lainnya hari itu bertemu kangen, mungkin ada sekitar 60 orang (seangkatan). Selesai acara digedung, masih belum puas, lanjut lagi ngumpul makan sore di Bakso Golek Dewi Sartika. Hmm, yah, lumayan juga flash back ke masa-masa masih pake celana kutung dulu. Bertegur sapa, berakrab ria, walaupun gak tahu lagi namanya siapa...?! Yah, sambil bersalaman sambil sebut nama masing-masing lah...
Ada juga yang wajahnya gak berubah, begitu-gitu aja...kok bisa ya? Ada yang dulunya gede, kok sekarang jadi menciut, gedean gw..?!
Buat saya, masa-masa sekolah di SMP lebih berkesan dibanding masa sekolah lainnya. Ya, sepertinya begitu...gak tau kenapa..
Sekolah kami adalah sekolah negeri yang cukup sederhana di kawasan Perumnas Klender di Jakarta Timur, tepatnya di Jl. Bunga Rampai X. Walaupun sederhana, banyak sekali memori yang terekam disekolah ini yang hingga sekarang sulit untuk dilupakan.
Dulu, menjelang akhir masa sekolah, mungkin kelas 2 atau kelas 3, kami bersahabat sangat kental 4 orang; Saya, Rio Zakaria Intan, Agus Setiawan (Landung), dan Denny Wahyu Haryanto (2 yang terakhir alumni STPDN dan jadi lurah dan camat di Jakarta). Kemana-mana diluar jam belajar sekolah, kami isi waktu kami dengan bersepeda BMX, baca novel 5 sekawan, trio detektif, hardy boys, agatha christy, kho ping hoo (cerita silat), bahkan sampai sidney sheldon. Markas kami di rumah neneknya Rio, di Jl. Delima V Gg. 7 - Perumanas Klender. Rumah biasanya kosong, jadi tempat kami baca-baca novel dan berleha-leha sehabis main sepeda.
Beberapa kenangan yang gak bisa terlupa; sewaktu saya dibanting Agus (bercanda) sampai terpelanting menjebol dinding penyekat ruangan kelas (3A-3B). Saya tepat jatuh dibawah kaki Pak SS (Saripin Simanjuntak) guru Matematika kami yang sedang mengajar di kelas sebelah (3B). Tak terbayangkan apa yang terjadi kalo anak itu bukan "saya". Dulu, Pak SS terkenal guru paling galak, sangar, suaranya khas logat Batak yang bisa bikin jantung murid-murid dag-dig-dug (apalagi kalau beliau menunjuk satu anak untuk mengerjakan soal didepan), sangat disegani! Kalau lagi ulangan, beliau suka naikan kursinya diatas meja, pakai kaca mata rayben gelap sehingga anak-anak gak tahu matanya mengarah kemana (atau mungkin tidur?), cukup eksentrik! Begitulah, apa yang terjadi kalau anak itu bukan "saya"? Tapi semua tahu kalau saya adalah murid kesayangan beliau. Saya selalu mendapat nilai baik untuk Matematika. Saya selalu murid paling terakhir yang diminta maju kedepan mengerjakan soal bila yang lain sudah menyerah. Saya tidak segan kepada beliau untuk urusan Matematika! Pernah satu ketika, saya mengoreksi kesalahan beliau; satu soal hasil ulangan saya dinyatakan fault, tapi saya gak puas dan coba utak-atik lagi. Hasilnya, saya protes keras dikelas ke beliau. Bahas soal sama-sama, dan saya yang benar. Efeknya, beliau harus mengoreksi nilai seluruh kelas karena itu soal pilihan berganda yang distate jawaban yang salah oleh beliau. Dulu, pak SS biasa panggil saya si "Ogut" karena setiap kali saya tunjuk tangan untuk mengerjakan soal kedepan, saya selalu bilang "Ogut pak...!!" O ya, NEM Matematika saya juga yang tertinggi disekolah waktu itu loh, kalo gak salah 9,64 dan beliau puas. Sayang pak SS tidak hadir di reuni akbar hari itu, khabarnya terserang stroke.
Hal lain yang selalu teringat adalah ketika pelajaran seni musik, bu guru mengajak kelas menyanyikan satu lagu nasional. Dimulai dari ketukan dari meja bu guru, sampai secara spontan seluruh kelas ikut-ikutan mengetuk-ngetukan sesuatu mengikuti irama lagu. Ada yang ke meja, ke lantai, tepukan tangan, ke kaca, dsb. Hal yang luar biasa, sungguh irama ketukan anak-anak satu kelas itu berpadu dalam harmoni yang sangat pas sekali bersama lagu yang kami nyanyikan!! Itu pertunjukkan live music yang paling indah yang pernah saya dengar seumur hidup sampai saat ini, unbelievable, unforgetable.
Bicara soal musik waktu SMP dulu, kami empat sekawan adalah penggila The Beatles. Hampir semua koleksi lagu The Beatles kami punya, juga buku lyrics dan chord guitarnya. Dalam hal ini si Rio yang paling "gila". Banyak lagu-lagu The Beatles yang dia hapal, dan menurut saya suaranya juga lumayan OK lah. Dia juga pintar main harmonika. Si Rio sering bawa harmonika ke sekolah dan suka "show up" sebisa-bisanya. Saya agak lupa, sepertinya saya dan Rio pernah nyanyi lagu The Beatles didepan kelas saat pelajaran seni musik. Saya main gitar, Rio harmonika. Twist n' Shout.....!!!
Disepanjang tahun saya kelas satu, mungkin tidak banyak orang yang tahu kalau saya berjualan koran keliling, ya masih diseputaran Perumnas Klender juga. Awalnya hanya iseng-iseng aja, tapi eh keterusan sampai satu tahun penuh (berhenti berjualan karena naik kelas dan harus masuk sekolah di pagi hari). Setiap hari, saya bangun pk. 5 pagi, kembali kerumah paling cepat jam 9 pagi, kadang sampai molor hingga jam 11:30 siang mendekati jam masuk sekolah (kelas satu waktu itu masuk siang hari). Begitu terus full 7 hari dalam seminggu. Kenangan yang gak bisa dilupa waktu itu, hmm...saat saya bawa sepeda pulang kerumah hasil jerih payah sendiri (beli sepedanya juga sendiri..) n' juga beli meja belajar yang keren sekali waktu itu, hasil keringat sendiri! Bayar iuran sekolah dan segala tetek bengeknya sendiri full 1 tahun. Belum lagi kasih uang ke ortu buat belanja sayur setiap hari, ah itu sih klise lah... :-)
Yang saya ingat, ada teman cewek dari kelas lain yang tahu kalau saya berjualan koran, dan dia bersimpati trus bilang ke ortunya supaya mereka berlangganan koran ke saya. Yah, cewek itu salah satu langganan saya yang setia, mereka berlangganan bulanan. Saya mengantar koran kerumahnya setiap pagi, dan saya selalu konsisten lho! Sepertinya tidak pernah saya bolos mengantar koran di sepanjang tahun itu.
Koran...koran...poskota...kompas...sinar pagi...koran...hehe...
Satu lagi yang saya ingat saat masih berjualan koran dulu; saat pelajaran menggambar (gurunya pak Joko kribo), tema pelajaran waktu itu adalah garis proyeksi. Saya menggambar dirumah, mendapatkan ide dari salah satu majalah yang saya jual, saya menggambar garis proyeksi yang membentuk ruangan kamar lengkap dengan segala kelengkapan dan accessories.nya yang mewah (gorden, meja, kursi, lampu hias, patung, dsb), memang saya ambil dari foto satu ruangan hotel mewah dimajalah. Hasilnya, saya dapat point 10, ya... 10 (s e p u l u h) sodara-sodara...dan gambar saya itu dipajang cukup lama di mading (majalah dinding) sekolah waktu itu!
Di kelas 2 (2H), kami juga jagoan main sepak bola. Seluruh kelas seangkatan (8 kelas) takluk! Bahkan beberapa kelas diatas juga bernasib yang sama. Kami selalu menang taruhan yang hasilnya buat sekedar beli minuman dan gorengan. Saya kipernya! Selalu...
Memasuki kelas 3, saya ingat tiap hari berangkat sekolah selalu berbarengan dengan Denny WH karena rumah kami berdekatan. Yang juga tak terlupakan, ada cewek adik kelas kami yang juga berjalan satu arah di rute yang sama menuju sekolah setiap pagi. Nah, masalahnya cewek ini, sebut saja miss "M", orangnya sangat pemalu sekali. Maklum, dari suku Jawa tulen yang masih berpegang pada aturan keratonan kayaknya sih..., setiap pagi selalu kami berpapasan jalan, dan kami selalu mensetup sedemikian rupa sehingga kami selalu berjalan dibelakangnya. Nah, kalau sudah masuk "perangkap", kami jaga jarak yang selalu sama mengikuti langkahnya yang kelihatan gusar. Berjalan dibelakang sambil ngobrol keras-keras atau menjejakkan kaki keras-keras seperti batalyon berkuda. Miss "M", pasti makin kikuk dan semakin gusar, mempercepat langkahnya jadi seakan-akan berlari, hehe...kami selalu mengikuti irama dan tidak pernah ketinggalan langkahnya! Sapa sangka memasuki SMA, saya jadi jatuh hati sama teman karibnya yang manis dan cantik, berkacamata, yang juga sama-sama dari suku Jawa yang kelakuannya hampir sama seperti miss "M" ini...capek deh... (Miss "M", teman karibnya, dan saya satu sekolah lagi di SMA). NB: saya juga sebetulnya sangat pemalu, apalagi kalau berhadapan sama cewek pada waktu itu... :-))
Jadi, para pembaca yang budiman...su tau too lagu apa yang selalu saya nyanyikan di masa-masa SMA:
Can't you see
I love you
Please don't break my heart in two
That's not hard to do
'Cause I don't have a wooden heart...
And if you say goodbye
Then I know that I would cry
Maybe I would die
'Cause I don't have a wooden heart...
There's no strings upon this love of mine
It was always you from the start...
Treat me nice
Treat me good
Treat me like you really should
'Cause I'm not made of wood
And I don't have a wooden heart...
(Wooden Heart - Elvis Presley)
Hu..hu...hu...huaaaaaa.... :-))
O ya, begitu lulus SMP, baru beberapa hari masuk SMA, ada lho yang kasih surat cinta ke saya...sapa ya? Saya menjulukinya "Thumbelina". Sapa dia...??! Hehe...ternyata di SMP ada juga yang diam-diam gak bisa tidur mikirin saya...
Hmm, puas juga mengeksplor memori semasa SMP lagi...terima kasih panitia...
Halim ditengah, Yahya "kumis" disebelah kiri Halim
Hikmawati
Lydia, wajahnya juga gak banyak berubah...awet!
Kepala sekolah dulu, Bpk Soenarto
Lho...?!
Maesaroh, masih tomboy
Bang Karna, penjaga sekolah yang "terkenal" itu...
Dian (ditengah), Hikmah (dikanan)
Yang pake kerudung no.3 dari kanan itu Holly "si rambut kuncir". Beda ya..?!
Pak Drajat, guru Elektronika
Rio Zakaria Intan