Saturday, September 08, 2012

Liburan ke Gili Trawangan - Lombok

Lagi males nulis nih...
:-(
























Friday, September 07, 2012

Liburan ke Senggigi

Dari Bandara Ngurah Rai, Bali ke Lombok Praya airport, Lombok,  ditempuh hanya sekitar 30 menit perjalanan saja menggunakan pesawat baling-baling seperti yang kami naiki, MA60 Merpati yang buatan China itu. Ongkosnya sekitar 2,37jt untuk 4 orang PP, diambil sekitar 1 bulan sebelum berangkat.
Ini kali pertama kami naik pesawat baling-baling, seru juga sih, hehe...
Satu kali saat flight ke lombok, pesawat memasuki lubang hampa udara. pesawat langsung terhempas jatuh cukup signifikan sampai orang-orang berteriak dan menghela nafas panjang huaahh...
Pulangnya diudara aman-aman saja, tapi pesawat kami mengalami hard landing yang cukup keras saat mendarat kembali di bandara Ngurah Rai, kembali terdengar koor serempak teriakan penumpang yang panik. Wow... cukup keras sekali roda pesawat menyentuh landasan, hingga saya sempat berpikir mungkin rodanya sudah patah... wadow....
Dari bandara Lombok Praya, kami naik bus HIBA yang ke arah Senggigi. Busnya mangkal disebelah kanan kalau kita keluar dari bandara. Ongkosnya 25rb per orang. Abaikan saja para calo taksi yang menawarkan jasanya. Perjalanan menempuh waktu sekitar 1,5 jam melewati areal persawahan dan lahan-lahan tandus yang kurang menarik sih menurut saya. Juga melewati kota Mataram, sebelum akhirnya memasuki kawasan Senggigi. Overall pemandangan diperjalanan biasa-biasa aja dan cenderung membosankan ya, padahal saya sudah setting tempat duduk didepan bus supaya bisa melihat-lihat keluar dengan jelas.
Kira-kira 1,5 jam perjalanan, kami diturunkan tepat didepan Sendok Guesthouse, tempat penginapan kami selama 3 hari 2 malam disana sebelum melanjutkan petualangan selanjutnya ke Gili Trawangan island yang konon katanya eksotik itu...
Kami dapat rate Rp 760rb untuk menginap selama 2 malam disana termasuk sarapan pagi untuk 2 orang. Pemesanan hotel melalui website Agoda. Penginapan cukup bersih dan terawat. Cukup nyaman, dan mereka punya restaurant dengan dekorasi yang cukup old fashion, menarik menurut saya. Kalau malam, ada akustik band yang perform disitu, lumayan lah... Ada juga kolam renang kecil disamping restaurant dengan kedalaman 1,2 meter, tidak ada kolam untuk anak-anak. Jadi, anak-anak ya dipegangi saja bermain-main dikolam itu, atau mereka ber-ria ria dipinggirannya saja. Ada juga sih undakan anak tangga memasuki kolamnya, disitulah anak-anak duduk-duduk didalam kolam renang kalau tidak saya gendong ketengahnya... Lansekap sekitar kolam cukup asri, enak duduk-duduk dibangku kolam untuk berjemur dan santai-santai aja. Sendok guesthouse juga tidak jauh dari pinggir pantai Senggigi, hanya berjarak sekitar 150meter saja. 
Penghuni guesthouse lebih banyak turis ekspatriat dari pada pelancong lokalnya. Mungkin dengan persentase 70:30... Staff guesthouse umumnya sangat ramah dan cukup profesional mengelola hotel. Jadi kesannya cukup well manage, gak ada masalah selama kami disana. Oya, orang-orang lokal sana (mataram), menurut saya sih umumnya ramah dan cenderung kesannya masih pure atau lugu ya.. Kesan ndeso-nya masih kental dibandingkan orang Bali.
Memasuki kawasan pantai, ada retribusi masuk Rp 2rb per-orang, yang saya gak ngerti digunakan untuk keperluan apa? Jalan ke arah pantai relatif tidak tertata baik dan terkesan kumuh, kotor, sampah-sampah pengunjung bersebaran dijalanan. Ya begitulah...
Pantai Senggigi berpasir hitam, bukan white pearl sands ya...
Banyak orang berkano disini. Pantai relatif tenang, tidak terlalu banyak pengunjung. Ombaknya tidak besar. Suasana disitu overall relatif tenang. Orang-orang, banyak yang menunggu golden time sore-sore, drama saat matahari tenggelam ditelan laut. Itu saja...
Oya, dipinggir pantai arah kekiri, ada band dari salah satu hotel bintang 5 (Senggigi Beach Hotel, kalau gak salah) yang perform di restaurant/cafe dipinggir pantai. Performanya cukup lumayan, suara penyanyi dan permainan musiknya cukup piawai. Lumayan hiburan gratis dipinggir pantai yang tenang romatis, duduk dipasir, lihat ke laut, langit kemerahan, matahari turun pelan-pelan, orang-orang main kano, si Timmy cari-cari cangkang kerang, hehe...
Malam hari, banyak cafe-cafe/restaurant yang bikin live music untuk menarik pengunjung (termasuk Sendok Guesthouse). Tapi tempat makan favorit kami ada di warung tenda sebelum ruko-ruko yang sederetan kearah Art Market (pasar seni). Ini warung tenda biasa seperti warung tenda seafood yang banyak buka dipinggir-pinggir jalan dijakarta dari sore hingga malam..
Uniknya, disini pengunjung umumnya turis-turis asing mancanegara. Mereka memesan nasi goreng, mie goreng, ikan bakar, udang/cumi saus padang, dsb. Ada juga roti bakar... Oya, mumgkin dengan tambahan menu kentang goreng yang tidak dimiliki warung tenda sejenis ditempat lainnya. Tapi yang bikin lain dari yang lain adalah minumnya bir bintang dengan es digelas besar, atau minum dari botolnya langsung, hehe...
Banyak bule diwarung tenda seafood pinggir jalan ini, haha...









Senggigi beach...

Timmy, canoeist, golden sky at Senggigi beach...




Sendok Guesthouse, Senggigi...










Kebetulan pas ada festival kesenian Lombok barat disana. Para perwakilan kabupaten-kabupaten mengirimkan wakilnya untuk mengikuti pawai kesenian disepanjang jalan Senggigi ke arah Art Market, kira-kira 2km saja...


Pantai Senggigi dari atas jalan menuju pelabuhan Bangsal, pelabuhan penyeberangan ke Gili Trawangan island...