Monday, August 17, 2009

Herman Van Breen, Banjir Jakarta, dan Inlander Bodoh

Tahukah anda, bahwa pada tahun 1918, Prof. Dr. Herman Van Breen ditugaskan oleh Departement Waterstaat pemerintah Hindia Belanda untuk melakukan studi pencegahan banjir di Batavia. Akhirnya, Van Breen melahirkan sebuah konsep spektakuler dan visioner pada jaman itu yang dikenal dengan proyek Banjir Kanal Barat dan Banjir Kanal Timur. Ide konsep itu sederhana, yaitu membatasi volume air yang masuk ke Batavia melalui 13 sungai, diantaranya Sungai Cakung, Jati Kramat, Buaran, Sunter, Cipinang, Ciliwung, Cideng, Krukut, Grogol, Sekretaris, Pesanggrahan, Mookervart, dan Angke. Selanjutnya, limpahan debit air akan dibuang melalui sisi kiri dan kanan kota ke laut.

Pada tahun 1922, dimulailah pembangunan tahap pertama, yaitu Banjir Kanal Barat. Setelah Indonesia merdeka, Mimpi Herman Van Breen untuk melanjutkan pembangunan Banjir Kanal Timur sebagai tahap kedua untuk membebaskan Batavia dari banjir tidak pernah terwujud. Proyek Banjir Kanal Timur baru disahkan dalam rencana Tata Kota DKI pada tahun 1973. Sekarang sudah 34 tahun Banjir Kanal Timur masuk rencana Tata Kota DKI, tetapi hanya 7 km dari 23 km dalam rencana Banjir Kanal Timur yang sudah digali.

Betapa visionernya rencana Van Breen, saat itu luas Batavia hanya 2.500 Ha, tetapi sudah membuat rencana penggalian Kanal Barat dan Timur sebesar itu. Proyek Banjir Kanal Barat yang berhasil diwujudkannya telah menyelamatkan wilayah Batavia dari banjir selama 40 tahun. Sekarang wilayah Jakarta sudah seluas 65.000 Ha atau 26 kali Batavia, tetapi bukannya Banjir Kanal Timur diwujudkan, malah Banjir Kanal Barat tidak pernah dipelihara dengan baik dan diperluas.

Sutiyoso beralasan bahwa untuk mewujudkan Banjir Kanal Timur dibutuhkan dana yang sangat besar, yaitu sekitar 4,9 Trilyun dan Pemda DKI tidak mampu menyediakan dana sebesar itu. Tetapi tahukah anda bahwa proyek Busway 40 koridor menghabiskan dana 21 Trilyun dan harus diselesaikan selama dua tahun. Padahal busway yang direncanakan bukanlah jalur-jalur penting yang bisa mengalihkan pengendara mobil pribadi ke busway kecuali Koridor I yang melalui jalur Sudirman - Thamrin. Betapa bodohnya pemimpin bangsa ini.

Bila saja Herman Van Breen menyaksikan banjir yang menenggelamkan 2/3 Jakarta saat ini dan tidak pernah terwujudnya proyek Banjir Kanal Timur selama 89 tahun sejak dia cetuskan, pastilah dia akan menangis tersedu-sedu, "Betapa bodohnya inlander-inlander ini".


Catatan: penulis asli tidak diketahui.

No comments: